Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menjelaskan bahwa Petroport adalah sebuah sistem berbasis web dan aplikasi mobile yang memiliki fungsi pengawasan, pencatatan, pelaporan serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems) yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja bongkar muat Pelabuhan Petrokimia Gresik.
Ia mengungkapkan, Petroport selama beberapa periode terakhir telah memberikan added value bagi perusahaan, yaitu dengan menyediakan informasi yang akurat dan realtime kepada seluruh stakeholder, memberikan penghematan biaya logistik serta optimalisasi kinerja bongkar muat di Pelabuhan.
“Operasional pelabuhan yang efektif dan efisien, pada akhirnya akan meningkatkan competitiveness bagi Petrokimia Gresik. Produk-produk yang dihasilkan akan menjadi pilihan bagi petani maupun konsumen lain,” ujar Dwi Satriyo.
Adapun penghematan yang didapatkan Petrokimia Gresik sejak diaplikasikannya Petroport ini diantaranya adalah biaya bongkar muat secara rata-rata dapat ditekan hingga 20%.
Dengan demikian, aplikasi ini mampu mendukung cost reduction program yang dijalankan Petrokimia Gresik.
Kemudian, kinerja pelabuhan menjadi lebih optimal sehingga kegiatan bongkar muat dapat diselesaikan lebih cepat dari kontrak yang disepakati. Hal ini dapat dilihat dengan turunnya denda demurrage yang harus dibayar ke kapal, serta meningkatnya pendapatan dispatch atau biaya kompensasi yang diterima perusahaan.
Tahun 2021 pendapatan despatch naik sebesar 70% menjadi US$1,13 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja yang sama juga ditunjukkan pada semester pertama tahun 2022, dimana realisasi despatch sudah mencapai US$920 ribu.
Optimalisasi kinerja pelabuhan tersebut diperoleh dari fitur-fitur inovatif yang ada dalam aplikasi. Pertama, Petroport memiliki fungsi pencatatan kegiatan bongkar muat serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems), karena Petroport dilengkapi dengan Smart Dashboard.
"Kita dapat menginput data bongkar muat secara mobile dimanapun berada. Input data kapal, jadwal kedatangan kapal maupun pencatatan kegiatan bongkar muat, dapat dilakukan menggunakan handphone maupun tablet," jelasnya.
Dengan bantuan teknologi ini, perusahaan juga mampu menurunkan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) sebesar 45%, karena alur kerja menjadi semakin efektif dan efisien. Hal ini selaras dengan Program Kerja Perusahaan untuk selalu melakukan efisiensi, khususnya di bidang SDM. *(junita sianturi)