SuaraTani.com – Langkat| Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo, melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik Bio-Compressed Natural Gas (CNG)/BioMethane Project Plant Pabrik Kelapa Sawit PT United Kingdom Indonesia Plantations, di Desa Blangkahan Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Rabu (28/9)2022).
Edi Wibowo mengatakan, berbagai cara ditempuh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC). Ini merupakan tindak lanjut dari Paris Agreement dan disahkan melalui UU Nomor 16 Tahun 2016.
"Saya mewakili Kementerian ESDM menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada KIS Group bekerja sama dengan Anglo-Eastern Plantations PLC dan PT Unilever melaksanakan upacara peletakan batu pertama/ground breaking ceremony Proyek Bio-CNG. Pembangunan proyek Bio-CNG diharapkan dapat menjadi salah satu upaya baik dari KIS Group dalam ikut serta menyukseskan program peningkatan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional," kata Edi Wibowo.
Dikatakannya lagi, pemerintah berharap dimulainya proyek yang ditandai dengan groundbreaking ceremony kemarin dan bertepatan dengan Hari Jadi Pertambangan dan Energi nasional dengan tagline Energi Bangkit Lebih Kuat, akan berjalan lancar dan memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung transisi energi di Indonesia, dan mendorong percepatan pencapaian target bauran energi terbarukan 23% pada tahun 2025 dan Net Zero Emission tahun 2060 atau lebih cepat.
Salah satu stakeholder yang memperhatikan pengembangan biogas skala industri adalah KIS Grup, dimana melalui PT KIS Indonesia, telah membangun lebih dari 20 Pabrik Biogas di Indonesia sejak tahun 2012 dengan sukses, dan menjadi yang terdepan dalam pengembangan biogas skala industri.
Melalui kerja sama PT KIS Indonesia dengan Anglo-Eastern Plantations dan PT Unilever Oleochemical Indonesia, KIS Grup mengembangkan proyek Bio-CNG/Bio-Methane komersial skala besar pertama di Indonesia dan Asia, untuk menggantikan bahan bakar fosil.
Bentuk kerjasama ini diwujudkan dan ditandai dengan groundbreaking ceremony/peletakan batu pertama. Pembangunan pabrik Bio-CNG tahap I ditargetkan akan commissioning pada April hingga November 2023. Ketiga proyek ini akan menghasilkan volume BioCNG mencapai 1.230 MMBtu/hari, dengan nilai investasi sekitar US$15 juta.
“Kami mengapresiasi upaya KIS grup dalam meningkatkan penggunaan biogas skala industri, yang menargetkan pada Desember 2024, akan menyelesaikan 25 pabrik, dengan nilai total investasi sebesar US$110 juta, dan akan mengurangi emisi karbon sebesar 3,7 juta ton CO2/tahun yang akan menciptakan lapangan kerja hijau bagi masyarakat sekitar yang kemudian memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan," kata Edi Wibowo lagi.
Sebelumnya, CEO AEP PT Ukindo, Budi Purwanto, mengatakan, pembangunan Bio-CNG dalam upaya menerapkan konsep circular economy dengan mengurangi limbah hasil produksi industri kelapa sawit.
Pemanfaatan komoditas Bio-Compressed Natural Gas (BioCNG) berbasis limbah pabrik kelapa sawit, sebagai bentuk komitmen perusahaan menjalankan praktek keberlanjutan melalui pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk menjadi energi terbarukan, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.
BioCNG adalah bentuk pemanfaatan lain dari biogas. Biogas yang dihasilkan berasal dari limbah pabrik kelapa sawit yang diolah dengan biogas digester, dimana kemudian konsentrasi gas methane ditingkatkan sehingga produk yang dihasilkan berupa BioCNG yang memiliki karakteristik yang sama dengan CNG.
Pemanfaatan BioCNG ini dapat berupa konversi mesin diesel menjadi mesin dual fuel BioCNG-diesel, baik pada genset maupun pada truk atau bus. BioCNG juga dapat digunakan pada industri di area sekitar penghasil BioCNG, selain itu, BioCNG juga dapat disalurkan melalui pipa Compressed natural gas (CNG), yaitu pipa yang menyalurkan alternatif bahan bakar selain bensin atau solar yang memasok kebutuhan gas masyarakat khususnya untuk rumah tangga, hotel dan restoran, juga industri, katanya.
Sedangkan Ragunath selaku CEO KIS Group menjelaskan, limbah sawit yang dihasilkan sekitar 60% dari Tandan Buah Segar (TBS). Dengan jumlah lahan sawit yang begitu luas di Kabupaten Langkat dan tanah air, tentu potensi BioCNG sangat besar.
“Jadi kalau olah 100 ton dapat limbah 60 ton. Dia diproses keluarkan biogas. KIS tambah plant processing memurnikan biogas dari 50-60% ke 90% metana naik. Produk itulah yang diambil Unilever,” jelasnya.
Sementara, Saikrisna Devarakonda selaku Managin Director PT Unilever Petrochemical, mengatakan penggunaan Bio-CNG akan menambah portofolio upaya dekarbonisasi yang sedang gencar dilakukan. Ini bagian strategi besar Unilever secara global melalui dekarbonisasi.
Kemudian, Plt Bupati mengucapkan terima kasih atas kolaborasi PT United Kingdom Indonesia Plantation dengan PT KIS Biofuels Indonesia dalam membangun pabrik BioCNG di kabupaten Langkat.
Syah Afandin meyakini, berdirinya pabrik tersebut nantinya dapat memberikan kemanfaatan dan pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, serta pemerintah daerah, dimana hal tersebut juga dapat menjadi pendukung pencapaian target pemerintah, serta menjadi gambaran yang baik bagi sebuah daerah dalam menciptakan iklim kondusifitas, untuk mendukung keberlanjutan jalannya investasi.
"Kita sama-sama tahu bahwa, kondusifitas dan investasi adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan", Ucap Syah Afandin.
Syah Afandin juga berharap, proyek BioCNG dapat membantu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar sehingga mampu memberikan efek baik yang dirasakan semua pihak, sehingga tak ada pihak yang merasa dirugikan. *(miskum)