Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pelaku Pasar Was Was Nantikan Kebijakan BI dan The Fed

Analis Keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Bank Sentral AS dan Bank Sentral Indonesia dalam pada hari Kamis mendatang akan melakukan rapat dewan gubernur yang menentukan besaran bunga acuannya. 

Sejauh ini pasar sangat yakin kalau Bank Sentral AS akan menaikkan besaran bunga acuannya guna meredam inflasi di AS yang tak kunjung turun. Setelah itu di hari yang sama, BI akan mengumumkan besaran bunga acuannya.

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, meniilai, Bank Indonesia (BI) tetap berpeluang untuk menaikkan besaran bunga acuan paling banyak 25 basis poin atau tidak menaikkan bunga sama sekali. Sementara Bank Sentral AS diprediksi akan menaikkan besaran bunga acuannya sekitar 75 basis poin, mengacu pada pola kenaikan yang dilakukan Bank Sentral AS belakangan ini.

Meski demikian, secara keseluruhan saya melihat bukan kenaikan bung aacuan yang perlu diperhatikan. Tetapi proyeksi ekonomi AS kedepan oleh FOMC serta fed press conference yang akan menjadi fokus pasar selanjutnya. Dan akan lebih mempengaruhi pergerakan pasar nantinya. 

“Kalau besaran bunga acuan dinaikkan dan sesuai ekspektasi, hal tersebut tidak akan merubah banyak pergerakan pasar. Tetapi jika arah kebijakan The FED kedepan masih bersikap hawkish, maka tekanan pada IHSG, Rupiah hingga harga emas dunia berpeluang untuk berlanjut,” sebut Gunawan di Medan, Senin (19/9/2022).

Akhir pekan kemarin IHSG ditutup di zona merah dengan penurunan yang cukup tajam. IHSG masih memiliki level 7.000 sebagai level psikologis maupun resisten untuk dijadikan bumper agar tidak mengalami tekanan lebih dalam, sementara itu kebijakan BI yang jika seandainya menaikkan besaran bunga acuan juga akan menahan pelemahan IHSG maupun mata uang rupiah.

Untuk kinerja mata uang rupiah sendiri, ia menilai rupiah masih akan berkutat di kisaran level 15.000 per US Dolar. Rupiah mungkin akan lebih banyak mengalami tekanan sebelum kebijakan penetapan besaran bunga acuan di lakukan.

“Jika BI mengambil langkah agressif guna mengimbangi The FED, arah pergerakan rupiah bisa berbalik nantinya,” ujarnya.

Sementara itu, harga emas dunia yang mengalami penurunan tajam selema sepekan kemarin, masih berpeluang untuk melemah. Namun, jika The FED nantinya memberikan arah kebijakan yang dovish pasca keputusan besaran bunga acuannya. Maka harga emas bisa berbalik arah dan mengalami kenaikan.

Sejauh ini harga emas diperdagangkan dikisaran US$1.675 per ons troy nya. Potensi untuk melemah lebih dalam sebenarnya belum terlihat sejauh ini. 

“Namun ketika The FED di proyeksikan masih akan agresif menaikkan bunga acuan maka emas berpeluang turun ke kisaran US$1.635 per ons troy,” pungkasnya. *(ika)