 Pergerakan grafik emiten di bursa efek Indonesia. Di pekan ini, pasar keuangan mengalami banyak tekanan.suaratani.com-ist
Pergerakan grafik emiten di bursa efek Indonesia. Di pekan ini, pasar keuangan mengalami banyak tekanan.suaratani.com-istSuaraTani.com – Medan| Pasar keuangan selama pekan ini akan banyak dihiasi oleh oleh sejumlah agenda penting dan sejumlah data penting. Namun pelaku pasar akan kembali masuk dalam situasi yang rumit, karena sejumlah agenda dan data penting tersebut justru kian menegaskan bahwa, jurang resesi sudah tidak mungkin dihindari.
Ekonomi global benar-benar dalam situasi rumit yang akan berbuntut pada tekanan pada kinerja pasar keuangan.
Dimulai dengan rilis data ketenagakerjaan di Inggris, dimana data ketenagakerjaan bulsn Juli diperkirakan akan tumbuh negatif, meksipun tingkat pengangguran pada bulan Agustus diperkirakan masih akan tetap berada di level 3.6%. Sementara pertumbuhan ekonomi Inggris yang dihitung per triwulan pada Agustus diperkirakan akan mengalami kontraksi.
Selanjutnya data PPI AS, inflasi pada indeks harga di tingkat produsen diperkirakan membaik. Namun data ini masih belum bisa menjamin bahwa kinerja pasar keuangan akan membaik.
“Berkaca kepada penyerapan tenaga kerja yang positif di akhir pekan lalu, indeks bursa di AS justru mengalami koreksi, karena membaiknya data tersebut justru menjadi indikasi bahwa The FED akan kokoh pada pendiriannya untuk menaikkan bunga acuan,” ujar analis keuangan Sumatera Utara (Sumut, Gunawan Benjamin di Medan, Senin (10/10/2022).
Dilanjutkannya, menjelang akhir pekan ada FOMC minutes, yang akan memberikan gambaran bagaimana kebijakan penyesuaian suku bunga dilakukan nantinya. Dan disini, pasar berpeluang bergejolak dengan fluktuasi yang bisa saja sangat tajam. Meskipun bisa sebaliknya jika sinyal The FED justru ke arah penurunan suku bunga acuan atau dovish.
Ditambah lagi pada waktu yang bersamaan, rilis data inflasi jerman yang diperkirakan akan menembus 10%, ditambah inflasi inti AS yang akan naik, dan melandainya inflasi AS secara keseluruhan. Juga menyisahkan kekuatiran akan potensi tekanan besar pada pasar keuangan.
“Jadi pasar keuangan kita masih sangat berpeluang untuk kembali terkoreksi. IHSG berpeluang untuk melemah di bawah level psikologis 7.000, mata uang rupiah berpeluang kembali tertekan dengan resisten kuat di 15.500, dan harga emas juga berpeluang untuk terkoreksi. Emas sangat mungkin turun dikisaran US$1.675 per ons troy atau dibawahnya, sementara harga emas saat ini berada dikisaran US$1.695 per ons troynya,” pungkasnya. *(ika)
 


 
 
 
 
 
