Koleksi senjata tradisional dari 8 provinsi di Pulau Sumatera saat di pamerkan dalam pameran regional Sumatera Hikayat Senjata Swarna Dwipa, di Museum Negeri Sumut, Selasa (4/10/2022).suaratani.com-ragSuaraTani.com – Medan| Pameran Regional Sumatera Hikayat Senjata Swarna Dwipa resmi dibuka, di Museum Negeri Sumatera Utara di Jalan HM Joni Medan, Selasa (4/10). Pameran akan berlangsung hingga 4 November 2022.
Edukator Museum Negeri Sumatera Utara, Ivonne Visse Karina, mengatakan, pameran ini merupakan agenda tahunan yang dilakukan bersama museum negeri yang ada di Sumatera. Tema yang diusung adalah senjata tradisional.
"Tahun ini, tuan rumahnya Sumatera Utara. Tahun depan akan dilanjutkan ke Aceh. Tema pameran ini adalah senjata tradisional dengan mengundang Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Temanya akan berubah setelah delapan provinsi menjadi tuan rumah," katanya.
Dijelaskannya, ada ratusan senjata tradisional yang dipamerkan dari 8 provinsi di Pulau Sumatera. Tema hikayat senjata swarna dwipa memiliki makna tersendiri. Swarnadwipa adalah nama kuno Sumatera. Setiap daerah dalam hikayat senjata yang dimiliki, masing-masing memiliki keunikan.
"Paling unik itu dari Nias yang pegangannya terbuat dari gigi hewan dan juga perisai. Ada juga baju adatnya," ujarnya.
Selain itu, pameran ini juga bertujuan untuk mengedukasi sejarah secara langsung kepada masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Tujuannya agar masyarakat belajar sejarah. Tidak hanya teks book, tetapi bisa belajar langsung dengan melihat bendanya.
"Orang berpikir selama ini senjata untuk berburu atau pertahanan diri dari perang. Padahal ini juga digunakan untuk adat tradisional," tambahnya.
Pameran ini berlangsung selama satu bulan. Masyarakat dikenakan biaya masuk reguler untuk melihat koleksi senjata. Untuk itu, Ivonne mengajak masyarakat Medan datang ke museum.
"Siapa saja bisa melihat koleksi ini. Nantinya akan disimpan kembali ke Aceh. Koleksi lainnya yang bisa dilihat di Museum Negeri ini adalah etnografi, bagaimana untuk hidup orang zaman dulu, batu arca, prasejarah, pers juga ada," sebut Ivonne.
"Hapus stigma bahwa berkunjung ke museum itu adalah hal kuno. Banyak ilmu yang bisa kita dapat di museum," pungkasnya. *(rag)

