Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Badai Besar Menghantam, Rupiah Terpuruk Hingga Tembus 15.750 per US Dolar

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama pekan ini pada dasarnya terus mencoba untuk berada di atas level 7.000. Awal pekan menjadi awal yang baik buat IHSG karena selama sesi perdagangan berada di zona hijau. 

Selebihnya hingga akhir pekan, IHSG mengalami tekanan meskipun sempat mampu berkonsolidasi dikisaran level 7.000.

Pada perdagangan Jumat akhir pekan,  IHSG ditutup naik 0.14% di level 7.045,53, setelah sempat tertekan hingga ke level 6.973. 

Pelemahan pada IHSG masih dipicu oleh tekanan yang turut terjadi pada bursa global, seiring dengan masih suramnya prospek ekonomi global kedepan. 

“Dan di akhir pekan ini, IHSG yang sempat melemah seakan terikut arus pelemahan rupiah,” kata analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (4/11/2022).

Sementara untuk kinerja mata uang rupiah, menurut Gunawan terus mengalami pelemahan selama perdagangan pekan ini. 

Bahkan tekanan pada mata uang rupiah cukup signifikan seiring dengan kebijakan menaikkan besaran bunga acuan yang diambil oleh Bank Sentral AS atau The FED. Sesuai yang diekspektasikan sebelumnya, The FED menaikkan besaran bunga acuan sebanyak 75 basis poin.

Rupiah yang sejak awal pekan mengalami pelemahan menjelang keputusan The FED, berlanjut terus melemah hingga penutupan perdagangan akhir pekan ini. 

“Di akhir pekan, rupiah melemah dikisaran harga 15.737 per US dolar pada perdagangan sore. Bahkan rupiah sempat diperdagangkan dikisaran 15.750 per US dolarnya,” sebutnya.

Tekanan hebat yang terjadi pada mata uang rupiah terpaksa berlanjut, seiring dengan kemungkinan bahwa The FED masih akan menaikkan besaran bunga acuannya hingga semester 1 tahun 2023 mendatang. 

Ini bukan pertanda yang baik buat Indonesia, meskipun pada dasarnya bukan hanya Rupiah yang mengalami pelemahan. Karena memang mayoritas mata uang di dunia melemah terhadap US dolar di tahun ini.

“Hanya saja kita perlu mengantisipasi dampak dari pelemahan rupiah tersebut. Seperti terhadap inflasi hingga pembengkakan hutang serta potensi munculnya krisis yang lain. Terkait dengan potensi resesi yang mungkin tidak terjadi di tanah air, sebaiknya kita kesampingkan dahulu. Kita perlu fokus untuk menjaga nilai tukar rupiah dengan titik keseimbangan baru yang ideal,” tambahnya.

Di sisi lain, nasib harga emas juga mengalami pelemahan di pekan ini. Emas sempat turun dikisaran harga US$1.620-an per ons troy. 

Pada perdagangan akhir pekan ini harga emas ditransaksikan dilevel US$1.648 per ons troy, atau masih sama harganya dibandingkan akhir pekan sebelumnya yang juga di level US$1.648 per ons troy.

 Namun tetap saja harga emas mengalami kenaikan jika dikoversi dalam rupiah, karena Rupiah melemah. Dimana harga emas saat ini berada dikisaran harga 835 ribu per gramnya. Dibandingkan dengan pekan lalu dikisaran harga Rp825 ribu per gramnya. *(ika)