Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BNPB Gandeng Unsur Pentaheliks Lakukan Simulasi Penanganan Bencana

Tim gabungan melakukan evakuasi menggunakan perahu karet saat Simulasi Penanganan Bencana Banjir di Danau Jambore, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/11/2022).suaratani.com-Bidang PDSI 

SuaraTani.com – Depok| Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan perwakilan pemerintah daerah, melakukan Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Penanganan Bencana Banjir bertempat di Danau Jambore, Depok, Jawa Barat pada Rabu (9/11/2022). 

Menko PMK Muhadjir Effendy dalam arahannya saat memimpin apel, mengatakan bahwa peningkatan kesiapsiagaan menjadi penting dalam penanggulangan bencana. 

"Apel kesiapsiagaan dan latihan simulasi bencana merupakan elemen yang sangat penting untuk membangun kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana," kata Muhadjir. 

Lebih lanjut dikatakannya, dengan kegiatan ini akan terlihat sejauh mana kemampuan dan kesiapan dari pegiat kebencanaan dalam menghadapi potensi bencana yang ada di wilayahnya masing-masing 

"Kegiatan ini agar dapat dijadikan momentum memperkuat kerja sama penanggulangan bencana antar organisasi, pengkajian kemampuan peralatan penunjang peringatan dini, evakuasi serta tanggap darurat dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam melaksanakan Standar Operasional Prosedur," tutupnya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan hampir semua bencana yang telah terjadi di Indonesia pada tahun 2022 adalah bencana hidrometeorolgi basah. 

"Sampai dengan November 2022, 95% bencana yang terjadi didominasi bencanaa hidrometeorolgi basah yaitu banjir dan longsor. Banjir dimana mana, Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, yang relatif tidak banyak banjir adalah di wilayah Indonesia timur," ungkap Suharyanto kepada awak media. 

Keterlibatan berbagai pihak dalam apel kesiapsiagaan ini menjadi bukti kolaborasi pentaheliks dalam penanggulangan bencana. 

"Apel ini adalah wujud soliditas pemerintah dan semua penggiat daripada penanggulangan bencana," ucapnya. 

Ditambahkan Suharyanto, dengan adanya prediksi BMKG puncak hujan di bulan Desember dan Januari, maka dengan adanya apel ini, diharapkan semua yang terkait penanggulangan bencana di pusat dan daerah sudah siap segala sesuatunya baik dari segi personil, peralatan. 

“Dan ketika tahap tanggap darurat, betul-betul bisa masuk ke sasaran secepat-cepatnya," imbuh Suharyanto. 

Apel kesiapasiagaan diikuti 2.500 personil gabungan dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi dan relawan kebencanaan. 

Selain itu juga ditampilkan berbagai macam alutsista yang dapat digunakan dalam penanganan bencana baik dalam masa pra bencana, tanggap darurat dan pascabencana. *(desi)