Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Indonesia–Tiongkok Teken Kontrak CPO dan Ikan

Mendag Zulkifli Hasan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan berhasil merealisasikan kerjasama yang dibangun Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping. 

Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya penandatanganan nota kesepahaman kerjasama  perdagangan dan kontrak dagang antara asosiasi dan pelaku usaha Indonesia dan Tiongkok untuk produk minyak kelapa sawit (CPO) dan perikanan. Dalam kesempatan yang sama, terjadi kontrak baru senilai US$2,6 miliar. 

Hal ini diungkapkan Mendag Zulkifli Hasan dalam kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama Perdagangan dan Kontrak Dagang Produk Pertanian dan Perikanan antara pelaku usaha Indonesia dan  Tiongkok  yang  digelar  secara  hibrida,  Jumat  (11/11/2022) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

"Hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok telah menginjak tahun ke-72 dan acara penandatanganan hari ini merupakan bentuk realisasi tindak lanjut pertemuan bilateral pimpinan kedua negara pada akhir  bulan Juli lalu terkait dengan komitmen pembelian Tiongkok atas 1 juta ton CPO serta produk pertanian dan perikanan Indonesia," jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Hadir secara virtual pada acara ini Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Wakil Menteri dan Deputi Perdagangan Internasional Tiongkok Wang Shouwen, serta Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Lu Kang.  

Sementara hadir secara fisik Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Merry Maryati dan Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Farid Amir, serta  perwakilan dari  Kementerian  Koordinator  Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden, dan Kementerian Perindustrian.

Nota kesepahaman kerjasama  perdagangan ditandatangani oleh China Chamber of Commerce for Import and Export for Foodstuffs, Native Produce & Animal By-Products (CFNA) dengan empat Asosiasi produk kelapa sawit Indonesia dan turunannya, serta empat  asosiasi produk  perikanan Indonesia. 

Asosiasi produk kelapa sawit dan turunannya terdiri dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Gabungan Minyak Nabati Indonesia (GIMMI), Asosiasi Minyak Makan  Indonesia  (AIMMI), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN). Sementara asosiasi produk perikanan terdiri dari Asosisasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Asosiasi Pengelolaan  Ranjungan Indonesia  (APRI),  Asosiasi  Rumput  Laut  Indonesia  (ARLI),serta Asosiasi Demersal Indonesia (ADI).

Di saat yang bersamaan juga dilakukan penandatanganan 16  kontrak  dagang  pembelian  2,5  juta  ton produk CPO dan turunannya asal Indonesia dengan nilai US$2,6 miliar. 

Penandatanganan ini dilakukan oleh 9 pelaku usaha Indonesia dengan 13 buyers Tiongkok binaan CFNA. Kegiatan penandatanganan ini juga menjadi bagian dari rangkaian Trade Expo Indonesia ke-37.

Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi Pemerintah Tiongkok, Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, serta semua pihak atas dedikasi dalam mewujudkan kontrak kerja sama ini. 

"Tidak lupa, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja sama dan dukungan dari  asosiasi dan pelaku usaha Tiongkok dan para asosiasi, serta pelaku  usaha  produk  kelapa  sawit  Indonesia  yang  berperan  aktif meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara," imbuh Mendag 

Zulkifli Hasan.Mendag Zulkifli Hasan berharap, dukungan Kementerian Perdagangan Tiongkok   dalam upaya penanganan hambatan ekspor produk perikanan Indonesia dan bantuan kemudahan untuk masuk ke pasar Tiongkok.  

Selain itu, diharapkan juga dukungan dan peran serta Pemerintah Tiongkok dalam upaya meningkatkan   kerja sama perdagangan yang seimbang saling menguntungkan dan berkesinambungan bagi kepentingan kedua negara.

"Saya berharap penandatanganan ini segera dapat diwujudkan dalam bentuk nyata untuk meningkatkan ekspor produk CPO dan turunannya serta produk perikanan Indonesia ke Tiongkok," kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, pembelian CPO dan produk turunannya oleh Tiongkok tidak akan mengganggu stok bahan baku minyak goreng di dalam negeri sehingga kebutuhan minyak goreng tetap terpenuhi. 

“Pemenuhan regulasi dalam negeri tetap diberlakukan. Skema Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) bagi produsen minyak goreng dan industri CPO masih tetap dipertahankan untuk menjamin suplai bahan baku minyak goreng tetap stabil,” tambahnya.

Pada  Januari—Agustus  2022  ekspor produk kelapa sawit dan turunannya Indonesia ke  Tiongkok mencapai  US$3,6  miliar. Bagi  Indonesia, Tiongkok merupakan merupakan salah satu pasar tujuan ekspor utama produk kelapa sawit Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat statistik yang diolah Kementerian Perdagangan, volume ekspor produk kelapa sawit dan turunannya dari Indonesia ke Tiongkok pada 2021 mencapai 6,6  juta ton. Nilai ini meningkat 14,17% dari tahun sebelumnya. 

Pada 2021 nilai ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok mencapai US$6,06 miliar, melonjak  82,87% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya harga komoditas CPO dunia dalam setahun terakhir.

Untuk sektor produk perikanan, Indonesia berada di peringkat ke-13 sebagai eksportir produk kelautan dan perikanan dengan pangsa ekspor 2,85% pada  tahun  2021.  

Sedangkan Tiongkok menjadi negara eksportir perikanan utama di dunia dengan pangsa ekspor 9,70%.

Pada periode Januari—Agustus 2022 nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Tiongkok mencapai US$687,04 juta. Nilai tersebut meningkat 33% dari periode sama tahun sebelumnya. 

Sementara pada 2021, ekspor produk perikanan Indonesia ke Tiongkok mencapai 424,67 ribu ton  dengan  nilai sebesar US$879,24 juta.

Total perdagangan Indonesia dan Tiongkok pada 2021 mencapai US$109,99  miliar atau tumbuh 54% dibandingkan 2020. 

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Tiongkok yaitu batu bara, besi baja, kelapa sawit, bubur kayu, serta produk kimia. *(jasmin)