Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akhir Pekan, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat

Pergerakan IHSG. Pada perdagangan akhir pekan ini, kinerja pasar keuangan bergerak positif sebagai dampak rencana kenaikan suku bunga acuan The FED.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Prediksi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS  1 kali lagi di tahun 2023 memberi sedikit harapan bagi kinerja pasar keuangan dalam negeri. 

Berbeda dengan sikap maupun ekspektasi sebelum terjadinya krisis di sejumlah perbankan di AS, dimana sikap hawkish masih ditunjukkan dengan agresifitas yang tinggi untuk menaikkan bunga acuan.

Meskipun belum juga pasti bunga acuan nantinya akan berhenti dalam waktu dekat, akan tetapi setidaknya ketidakpastian di pasar keuangan saat ini sedikit mereda.

Sejauh ini, pasar melihat Bank Sentral AS akan lebih lunak dalam menghadapi inflasi, seiring dengan kondisi perbankan di AS yang beberapa diantaranya mengalami kebangkrutan.

“Walau belum sepenuhnya menggaransi bahwa suku bunga akan berhenti di suatu titik, dan masih ada ancaman resesi serta potensi kebangkrutan bank lainnya,” ujar analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Jumat (24/3/2023).

Dikatakan Gunawan, Indeks Harga Saham IHSG pada akhir pekan ini menguat 1.06% di level 7.762,25, sementara mata uang rupiah juga ditransaksikan menguat dikisaran 15.150 per US dolar pada perdagangan sore ini, atau setelah The FED menaikkan bunga acuannya.

“Pasar keuangan merespon positif kebijakan The FED serta proyeksi perkembangan suku bunganya kedepan. Walaupun pada dasarnya pelaku pasar masih mengkuatirkan beberapa sentimen lain terkait dengan situasi ekonomi yang bisa saja kian memburuk,” katanya.

Sementara itu, harga emas rehat setelah sempat naik diatas US$2.000 per ons troy nya di pekan ini. Pada akhir pekan harga emas ditransaksikan dikisaran harga US$1.985 per ons troynya. 

Harga emas tetap berpeluang untuk melanjutkan tren kenaikannya. Setidaknya dipicu oleh kebangkrutan sejumlah bank di AS yang memaksa The FED sedikit mengabaikan tingginya inflasi.

Dan jika nantinya ada dampak sistemik atau kembali munculnya kebangkrutan lain di sektor perbankan. Maka harga emas sangat berpeluag untuk mendekati US$2.300 per ons troynya. 

“Dan koreksi yang terjadi di akhir pekan ini lebih dikarenakan fkator teknikal, dimana harga emas yang sudah memasuki masa jenuh beli sehingga rawan untuk turun harganya,” pungkasnya. *(ika)