Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gunawan Benjamin: Deflasi Sumut Hanya Sementara

Pedagang menyiapkan pesanan pembeli. Di bulan mendatang harga cabai merah diprediksi akan mengalami kenaikan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Sumatera Utara (Sumut) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,31% di bulan Maret 2023. 

Kondisi ini menurut pemerhati ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menjadi kabar yang kurang baik ditengah tingginya permintaan akan komoditas pangan selama ramadan. 

Jika merunut pada kinerja inflasi di awal tahun 2023, dimana saat Januari mengalami inflasi sebesar 0.91%, maka deflasi yang terjadi setelahnya akan membuat realisasi inflasi mengecil selama tahun berjalan.

“Namun deflasi yang terjadi saat bulan Maret ini menyisakan masalah yang harus dicermati. Dan masalah itu adalah penurunan permintaan yang terjadi pada beberapa komoditas pangan yang ada di wilayah Sumut. Jadi sinyal yang saya tangkap sejauh ini adalah ketersediaan suplai tidak diikuti dengan pertumbuhan konsumsi yang memaksa harga turun,” kata Gunawan Benjamin di Medan, Senin (3/4/2023).

Setelah deflasi ini, kata Gunawan, ada ancaman lebih besar yang bisa membuat konsumsi masyarakat kian terganggu nantinya. 

Berdasarkan rilis prakiraan cuaca dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumut, diperkirakan Sumut akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei atau awal Juni dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli 2023.

Meski demikian BMKG dalam rilisnya justru menyatakan bahwa variasi musim kemarau bisa saja maju satu dasarian atau mundur 3 dasarian. Yang berarti musim kemarau bisa berlangsung antara bulan Mei hingga Agustus. 

Untuk itu, pemerintah daerah harus mewaspadai musim kemarau tersebut, karena bisa memicu kenaikan laju tekanan inflasi, yang nantinya akan menggerus daya beli masyarakat.

Gunawan mencontohkan cabai merah yang diproyeksikan saat kemarau nanti. Di bulan  ini cabai merah memasuki masa panen. Harga di tingkat pegecer di Kota Medan Rp25 ribuan per Kg. 

Diperkirakan panen usai di bulan Mei, selanjutnya petani akan menanam lagi. Padahal di bulan Mei sudah memasuki musim kemarau, dan selama 3 bulan selanjutnya adalah masa dimana tanaman cabai sedang tumbuh kembang.

“Di saat musim kemarau nanti, kebutuhan akan cabai kita akan dipasok oleh tanaman cabai yang ditanam pada Februari hingga Maret 2023. Sementara curah hujan di bulan tersebut sudah mulai berkurang, yang artinya produktivitas tanaman cabai bisa berkurang. Ada kemungkinan harga cabai mulai merangkak mahal di bulan Mei hingga Agustus bahkan ke Oktober), dan sejarah bisa berulang dimana cabai bisa naik ke Rp140 ribu per Kg seperti tahun lalu,” kata Gunawan mencontohkan.

Karena itu, deflasi Sumut (0.31% mtm) diproyeksi tidak akan bertahan lama. Untuk itu perlu mewaspadai ancaman inflasi yang lebih besar di bulan mendatang. *(ika)