
SuaraTani.com – Medan| Sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kota Medan, dan beberapa di Deliserdang termasuk kedai sampah banyak yang mengeluhkan turunnya penjualan, sekalipun harga sejumlah kebutuhan pangan masyarakat bergerak turun.
Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, dari observasi yang diakukan ke petani pada bulan November dan Desember, banyak petani khususnya petani cabai yang mulai bercocok tanam dengan menaruh harapan akan ada kenaikan harga, karena permintaan tinggi di bulan ramadhan hingga idul fitri.
Pola tanam serentak seperti itu telah memicu terjadinya peningkatan stok yang membuat cabai dijual dikisaran Rp18 ribu per Kg
Padahal, idealnya harga yang bisa mengcover biaya tanam dan memberikan keuntungan bagi petani cabai adalah Rp25 ribu lebih di tingkat pedagang pengecer.
“Jadi harga cabai sekarang ini benar-benar merugikan petani, karena bisa saja petani mendapatkan harga Rp10 ribu atau di bawahnya pada saat ini,” ujar Gunawan Benjamin di Medan, Kamis (6/4/2023).
Kerugian yang sama disebutkan Gunawan uga dialami oleh peternak ayam. Berdasarkan hasil hitungan di tahun 2020 saja, harga pokok produksi ayam itu ada dikisaran Rp16 ribu ke Rp17 ribu per Kg ayam hidup.
Harga ayam hidup di pasar tradisional di Medan dan sekitarnya dijual dalam rentang Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per Kg nya hari ini.
“Dan bandingkan dengan harga pokok produksi saat ini yang berada dikisaran Rp21 ribu per Kg, jelas peternak sangat dirugikan dengan harga tersebut,” terangnya.
Untuk harga sayur-sayuran, sejumlah pedagang dikatakan Gunawan mengaku tidak mengalami lompatan harga seperti yang terjadi sebelumnya.
Sehingga ia berkesimpulan bahwa penurunan harga saat ini lebih dikarenakan stok barang yang memang dirancang banyak sedari awal, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama ramadhan.
Langkah yang diambil petani atau peternak itu pada dasarnya merupakan hal yang biasa dilakukan. Terlebih memang selalu terjadi lonjakan konsumsi disaat terjadi perayaan keagamaan besar.
Namun Gunawan menilai petani maupun peternak salah perhitungan, karena saat ini masyarakat cenderung mengerem belanjanya.
Sehingga banyak bahan pangan seperti cabai, bawang, sayur-sayuran, daging dan telur ayam yang mengalami tren penurunan harga belakangan ini.
“Jadi nanti akan ada pengaturan ulang produksi dan stok (balancing) yang dilakukan oleh petani atau peternak. Sehingga harga akan kembali digiring sesuai dengan harga keekonomiannya,” pungkasnya. *(ika)