Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akhir Pekan, Emas dan Rupiah Terpuruk

Seorang warga menunjukkan uang kertas pecahan kecil. Di akhir pekan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah.suaratani.com-ist

SuaraTanicom – Medan| Harga emas dunia melemah dan kian menjauh dari posisi US$2.000 per ons troy. Saat ini, harga emas ditransaksikan dikisaran US$1.965 per ons troy. 

Disisi lain, mata uang rupiah juga mengalami pelemahan, dan mencoba mendekati level 15.000 per dolar Amerika Serikat. 

Pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah ditransaksikan diharga 14.930 per dolar Amerika Serikat, sementara harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran 946 ribu per gramnya.

“Melemah dalam perdagangan sepekan terakhir,” ujar Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (19/5/2023).

Pelemahan mata uang rupiah dan harga emas di pekan ini menurut Gunawan masih dipicu oleh sikap hawkish Bank Sentral AS. 

Meskipun di sisi lainnya, tengah dilakukan negosiasi antara pemerintah AS dengan parlemen terkait dengan kenaikan batas hutang di AS sebelum 1 juni mendatang. 

Gunawan berpendapat,  negosiasi terkait dengan kenaikan pagu hutang nantinya akan disepakati, sehingga ancaman pada mata uang rupiah adalah kemungkinan kenaikan bunga acuan yang masih mungkin dilakukan oleh Bank Sentral AS nantinya. 

“Sementara  jika skenario terburuk yakni terjadi deadlock terkait pembahasan pagu hutang di AS, maka dolar Amerika Serikat berpeluang melemah nantinya,” terangnya.

Resiko dari ancaman resesi global disebutkan Gunawan akan meningkat. Pasar surat hutang akan lebih banyak diwarnai dengan kenaikan yield untuk obligasi di AS, yang bisa memicu terjadinya resesi lebih cepat bagi perekonomian global nantinya. 

Di sisi lain, motor penggerak ekonomi lain seperti China juga tengah mengalami perlambatan yang kian memperburuk prospek pemulihan ekonomi global.

Seiring dengan ancaman resesi global tersebut, kondisi pasar saham di tanah air yang paling rentan berpeluang mengalami tekanan. 

Belakangan ini, harga sejumlah komoditas unggulan tanah air seperti batubara dan CPO mengalami penurunan. Saham–saham berbasiskan komoditas tersebut juga ikut terpuruk.

Meski demikian pada akhir pekan ini, IHSG ditutup menguat 0.56% di level 6.700,56. Sejumlah saham berbasiskan komoditas masih mengalami penurunan. 

Penguatan kinerja bursa saham di akhir pekan ini banyak disumbang oleh saham saham di sektor perbankan. 

“Di sisi lain, secara teknikal bursa saham atau IHSG masih terpantau sulit untuk menembus level psikologis 6.700 sejauh in,” pungkasnya. *(ika)