Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pekan Ini, Pasar Keuangan Dibayangi Tekanan

Seorang warga menunjukkan uang pecahan Rp75 ribu. Di pekan ini, pasar keuangan berpotensi berada dalam tekanan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Pasar keuangan lagi-lagi menghadapi spekulasi kemana arah kebijakan bank Sentral AS nantinya. 

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, FOMC minutes yang menjadi gambaran terkait dengan situasi ekonomi AS, dan spekulasi kebijakan besaran suku bunga acuan AS turut menjadi sorotan nantinya. 

FOMC minutes yang akan digelar pada hari Kamis belum bisa digambarkan, apakah akan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di tanah air atau justru sebaliknya.

Karena sejauh ini kata Gunawan, pelaku pasar masih menebak diantara banyak data atau angka yang bisa menjelaskan bahwa suku bunga acuan global bisa bergerak di 2 arah. Yakni dengan menyisakan kenaikan lanjutan, atau berhenti disini dan turun diwaktu yang akan datang. 

“Masih ada ketidakpastian, sehingga pelaku pasar nantinya lagi lagi akan kembali dihadapkan dengan potensi kinerja pasar keuangan yang bergerak volatile tanpa arah yang bisa diprediksi secara akurat,” kata Gunawan di Medan, Minggu (21/5/2023).

Mata uang rupiah dan harga emas di pekan kemarin menurut Gunawan sudah membuktikan bahwa spekulasi kenaikan bunga acuan The Fed lebih mendominasi saat ini. 

Jadi selama sepekan kedepan, mata uang rupiah dan harga emas berpeluang tetap berada dalam tekanan. 

Meskipun tekanan itu nantinya akan dibatasi oleh beberapa sentiment teknikal yang akan menahan rupiah dan harga emas tidak turun terlalu dalam.

Untuk harga emas yang saat ini bertengger di level US$1.977 pe rons troy, selama sepekan kedepan berpeluang ditransaksikan dikisaran US$1.930 hingga US$2.000 per ons troynya. 

Untuk mata uang rupiah Sementara mata uang Rupiah berpeluang untuk melemah hingga ke level 15.000 per dolar Amerika Serikat. ‘ 

“Dan posisi terkuat rupiah akan ada berada di kisaran 14.800 hingga 14.850 selama sepekan kedepan,” sebutnya.

Untuk kinerja bursa saham, lanjut Gunawan, secara teknikal sangat berpeluang untuk terkoreksi. Sejauh ini IHSG berhenti di level psikologis 6.700, dan berpeluang untuk turun jika tidak mampu menembus level resisten tersebut. 

IHSG akan bergerak dalam rentang 6.600 hingga 6.730 di pekan ini. Dan sejumlah kinerja emiten khususnya dari sektor komoditas energi seperti batubara harganya melanjutkan penurunan.

Untuk sektor lainnya, seperti transportasi maupun sawit juga berpeluang untuk terkoreksi, sementara saham emiten keuangan berpeluang bergerak sebaliknya. Terlebih jika ada perubahan terkait dengan spekulasi kebijakan suku bunga acuan. 

“Kinerja pasar saham global  di sisi lain turut menjadi barometer pergerakan burs asaham di tanah air selama sepekan kedepan,” pungkasnya. *(ika)