SuaraTani.com - Medan| Antusias masyarakat 'memburu' beras murah di kegiatan Gerakan Pangan Murah Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) cukup tinggi.
Junior Officer Pendukung Penjualan Regional (PPR) I Sumbagut, Pupuk Indonesia, Hendra Sagita, mengatakan salah satu kegiatan Gerakan Pangan Murah Beras SPHP untuk wilayah Medan dilakukan oleh Pupuk Indonesia.
"Kegiatan ini sudah kami lakukan mulai 18 Juli 2025 lalu dan serentak di seleluruh Indonesia, Di hari pertama kegiatan terjual sebanyak 500 kg atau 100 sak beras SPHP kemasan 5 kg. Masyarakat cukup antusias membeli beras SPHP dengan harga jual Rp60.000 per sak," kata Hendra kepada wartawan, Senin (21/7/2025) di Kantor Pupuk Indonesia Cabang Medan, Jalan Gajah Mada, Medan.
Menurut Hendra, Gerakan Pangan Murah Beras SPHP bertujuan untuk menstabilkan harga beras di tingkat pasar yang saat ini cukup tinggi.
"Dengan adanya Gerakan Pangan Murah Beras SPHP ini harga beras kembali normal dan daya beli masyarakat kembali meningkat. Di samping itu juga untuk menekan inflasi mengingat beras salah satu komoditas pangan yang menyumbang terjadinya inflasi," jelasnya.
Mengenai target penjualan, Hendra mengatakan, pihakya tidak menetapkan adanya target penjualan mengingat banyak BUMN yang dilibatkan dalam gerakan ini. Antara lain, ID Food, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pos Indonesia dan Satgas Pangan, di samping Pupuk Indonesia sendiri.
"Untuk beras SPHP yang dijual kami mengambilnya dari Bulog. Kami beli seharga Rp11.300 per kg dan kami jual Rp12.000 per kg atau 60.000 per sak. Selisih harga itulah yang kami gunakan untuk biaya transportasi atau pengangkutan," kata Hendra sembari mengatakan untuk pembelian beras SPHP syaratnya hanya membawa KTP.
"Tiap orang hanya boleh membeli dua sak per hari. Ini kita lakukan untuk menghindari adanya kecurangan. Kegiatan ini akan berakhir hingga 31 Juli mendatang," tutup Hendra.
Anita, seorang pembeli beras SPHP yang ditemui di Medan mengatakan, Gerakan Pangan Murah Beras SPHP sangat membantu masyarakat meski sifatnya sementara. Karena harga beras saat ini sudah mencapai Rp16.000 per kg yang tadinya Rp14.000 per kg.
Namun bagi masyarakat, kata Anita, bukan kegiatan ini tapi pemerintah mampu meredam gejolak harga beras yang akhir-akhir ini diluar kendali. Bagaimana agar beras di pasar harganya normal.
"Sebagai masyarakat kita heran, pemerintah berkoar-koar menyebut stok beras Indonesia tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4 juta ton. Terus kenapa harga tinggi. Kita heran dengan pemerintah, ada apa sebenarnya," jelas Anita kesal.
Secara logika pemikiran masyarakat awam, ucap ibu tiga anak ini, ketika barangnya banyak maka harganya pasti murah.
"Tapi kenyataannya hukum ekonomi suplai demand itu tidak berlaku di zaman sekarang ini. Harga meroket disaat stok melimpah. Kalau ada mafia yang bermain, kejar dan tangkaplah," terangnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kegiatan Gerakan Pangan Murah Beras SPHP melibatkan kementerian/lembaga terkait yakni Kemenko Bidang Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (Bapanas), BUMN, dan Bulog.
Dengan penyaluran beras SPHP sebanyak 1,3 juta ton di seluruh Indonesia secara bertahap, Mentan Andi Amran Sulaiman berharap harga beras dapat turun dalam 1-2 pekan ke depan.
“Pagi-pagi kita lakukan operasi pasar. Kita memulai dua hari yang lalu untuk seluruh Indonesia. Seluruh BUMN bergerak bersama-sama melakukan operasi pasar besar-besaran. Beras kita siapkan 1,3 juta ton. Kami yakin 1-2 minggu ke depan harga beras sudah turun,” kata Mentan saat memantau jalannya Gerakan Pangan Murah Beras SPHP di Majene, Sulawesi Barat, Minggu (20/7/2025). * (junita sianturi)