Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Saham Emiten Perkebunan Sawit Membaik, Pasar Keuangan Bertahan di Zona Hijau

Papan penunjuk emiten di IHSG. Membaiknya kinerja emiten perkebunan sawit mendorong pasar keuangan bertahan di zona hijau.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Sejumlah sentimen eksternal masih belum mampu mengkonfirmasi arah kebijakan suku bunga acuan global, sehingga ketidakpastian masih membayangi kinerja pasar keuangan.

Data ketenagakerjaan di AS yang baru dirilis menunjukan bahwa sektor ketenagakerjaan masih akan tetap mendorong kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan bunga acuannya. 

Dan pelaku pasar masih menanti rilis data inflasi yang akan menjadi katalis pasar selanjutnya.

Data inflasi tersebut menurut Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, telah memicu terjadinya penurunan pada mayoritas bursa saham di Asia. 

“Namun berbeda dengan IHSG yang ditutup di zona positif selama 2 hari perdagangan terakhir, dan pada hari ini IHSG ditutup naik 0.47% di level 6.811,90. Dan IHSG sendiri selama sesi perdagangan hari  ini mampu diperdagangkan di teritori positif sejak sesi pembukaan,” sebut Gunawan Benjamin dii Medan, Rabu (10/5/2023).

Sementara itu penurunan harga ssawit (CPO) yang terjadi belakangan ini telah memicu penurunan kinerja sejumlah emiten perkebunan (sawit) di bursa saham. 

Jika membandingkan harga dalam  satu bulan terakhir perdagangan, sejumlah saham seperti AALI, LSIP, SGRO, MGRO dan sejumlah emiten berbasis perkebunan sawit lainnya masih membukukan kinerja negatif.

Meskipun di beberapa hari perdagangan terakhir mengalami pemulihan. Dan harga CPO sendiri dalam 1 bulan terkahir sempat diperdagangkan di level terendah dikisaran RM3.300 per ton. Dan saat ini harga CPo ditransaksikan dikisaran level RM3.734  per tonnya.

“Jadi fluktuasi pada harga saham sawit belakangan ini bergerak beriringan dengan harga komoditass CPO itu sendiri,” sebutnya.

Di sisi lainnya, kinerja mata uang rupiah juga masih mampu bergerak stabil dikisaran 14.719 per dolar Amerika Serikat. 

Rupiah mampu menguat tipis terhadap US Dolar. Mata uang dolar Amerika Serikat sendiri masih diselimuti oleh banyak kabar negatif yang menempatkan pemerintah AS dalam posisi sulit.  Dimana AS akan dihadapkan kepada dilema, apakah akan menaikkan bunga acuan lagi atau justru berhadapan dengan resesi.

Dan seiring dengan masih berlanjutnya krisis perbankan di AS, harga emas dunia bergerak cukup stabil selama perdagangan di pekan ini. 

“Harga emas masih mampu bertaahan di atas US$2.000 per ons troy, dan sejauh ini masih mampu bertahan dikisaran US$2.030 per ons troy, atau dikisaran 963 ribu per gramnya,” pungkasnya. *(ika)