SuaraTani.com - Jakarta| Perayaan Hari Kartini 2025 menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali peran strategis perempuan dan generasi muda, khususnya Gen Z, dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Mana Gen Z coba? Terima kasih sudah hadir di tengah-tengah kita semua. Jadi bagian perayaan Hari Kartini tahun 2025 ini bersama seluruh perempuan-perempuan hebat yang luar biasa. Karena kita ketahui hari ini tepat tanggal 21 April adalah peringatan Hari Kartini,” ujar Ny Selvi Gibran Rakabuming.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri Perayaan Hari Kartini 2025 yang berlangsung meriah di Tennis Indoor Stadium Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Selvi menegaskan bahwa peringatan Hari Kartini harus dimaknai sebagai ajakan untuk melanjutkan cita-cita Raden Ajeng Kartini dalam menciptakan perempuan Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berkontribusi bagi bangsa.
“Keinginan kita bukanlah momentum peringatannya saja. Tetapi kita bisa meneruskan cita-cita dari Raden Ajeng Kartini ke depannya. Perempuan akan menjadi perempuan yang berdaya, menjadi perempuan yang mandiri, menjadi perempuan yang berpendidikan, menjadi perempuan yang punya mimpi-mimpi, bisa meraih mimpi-mimpinya, dan tentu saja bisa berguna untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antargenerasi. Pembelajaran harus terjadi dua arah, tidak hanya dari generasi senior kepada Gen Z tetapi juga sebaliknya.
“Kita yang senior-senior ini bukan berarti harus selalu mengajarkan kepada Gen Z, tapi kita juga bisa belajar dari generasi Z ini. Bagaimana kita bisa menggunakan teknologi-teknologi untuk ke depannya, menjadi (seperti) generasi-generasi Z yang sangat kritis,” tuturnya.
Selvi menyampaikan apresiasi kepada Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) sebagai penyelenggara acara, sekaligus penggagas peluncuran 1.000 Profesi Perempuan dan Gen Z.
“Semoga gagasan ini juga dapat memberikan hasil nyata, manfaat yang besar untuk bangsa dan negara Indonesia, untuk generasi muda Indonesia tentunya, serta dapat juga mendukung Asta Cita pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa perjuangan emansipasi belum usai. Tantangan masih ada, mulai dari kesenjangan pendidikan dan kesehatan, akses terhadap permodalan, hingga perlindungan dari kekerasan.
“Kita juga perlu untuk terus mengupayakan perlindungan maksimal bagi perempuan dari tindak kekerasan, baik fisik maupun mental, serta menciptakan ekosistem yang aman dan kondusif bagi perempuan untuk berkreasi, berkarya, berekspresi, dan juga berkembang,” tegasnya.
Selvi mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergotong royong dalam mendukung pemberdayaan perempuan.
“Perjuangan ini bukan hanya perjuangan dari pemerintah, tapi merupakan perjuangan kita bersama. Marilah kita saling menopang, saling mendukung, dan saling menguatkan seperti slogannya KOWANI, perempuan bela perempuan,” pesannya.
Ia pun mengingatkan kembali pesan luhur Kartini: “Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya tanpa berhenti menjadi wanita seutuhnya.”
“Teruslah menjadi cahaya bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi menyatakan dukungannya terhadap acara ini sebagai wujud nyata semangat kolaborasi lintas organisasi dan generasi.
“Forum ini semakin meneguhkan bahwa perjuangan Kartini terus hidup dalam langkah dan karya perempuan masa kini, termasuk generasi muda yang penuh potensi dan harapan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Arifah.
Sementara, Ketua Umum KOWANI Nannie Hadi Tjahjanto dalam laporannya menyampaikan, KOWANI akan terus mendorong kolaborasi lintas generasi dan sektor untuk memberdayakan perempuan sebagai pilar dan penggerak kemajuan bangsa.
“Kami percaya, perempuan bukan hanya tiang negara, tetapi juga jembatan menuju masa depan Indonesia,” tegasnya.
Turut hadir dalam acara ini, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Yenny Wahid, serta ribuan perempuan lintas profesi dan generasi muda, khususnya Gen Z. * (jasmin)