Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dorong Forestasi dan Dekarbonisasi, Petrokimia Gresik Tanam 5.300 Bibit Mangrove

Petrokimia Gresik bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik menanam sebanyak 5.300 bibit mangrove, baru-baru ini. foto: ist 

SuaraTani.com - Gresik| Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia sambut peringatan "Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025" dengan menyerahkan 5.300 bibit mangrove kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, baru-baru ini. 

Bibit tersebut ditanam di Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Mengare yang berada di  Desa Tanjungwidoro, Kecamatan Bungah, Gresik, Jawa Timur sebagai upaya perusahaan mendukung dekarbonisasi dan mencegah abrasi pantai untuk menyelamatkan ekosistem laut dan pesisir.

Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menegaskan, Petrokimia Gresik memiliki kesadaran untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari kegiatan operasional, tapi juga berkontribusi bagi pelestarian lingkungan.   

Di mana dukungan kali ini direalisasikan melalui program forestasi mangrove untuk dekarbonisasi dan mencegah abarasi pantai.

Penanaman ini kata Dwi Satriyo, diharapkan mampu menjadi langkah kecil bagi Petrokimia Gresik untuk mendukung program rehabilitasi hutan mangrove sebagaimana yang telah menjadi target pemerintah Indonesia untuk dapat merecovery hutan mangrove seluas 600.000 hektare. 

"Melalui kegiatan ini pula diharapkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup demi memberikan solusi atas permasalahan perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi," ujar Dwi Satriyo, dalam siaran pers yng diterima, Jumat (23/5/2025) di Gresik.

Dikatakannya, Indonesia merupakan negara dengan hutan mangrove terluas di dunia yakni mencapai 3,3 juta hektare atau 20% dari total hutan mangrove di dunia. 

Sayangnya kini hutan mangrove di Indonesia terus mengalami degradasi lahan. Menurut data National Geographic Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 50 persen wilayah hutan mangrove musnah.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan 80 persen hutan mangrove di Pulau Jawa sudah mengalami  kerusakan. Badan Restorasi Mangrove dan Gambut menyatakan sebanyak 700.000 hektare hutan mangrove mengalami deforestasi.

"Karena itu, penting bagi kita untuk bersinergi bersama menyelesaikan permasalahan mangrove dengan mengembalikan luasan lahan hutan mangrove yang rusak demi adaptasi perubahan iklim dan kehidupan yang berkelanjutan," jelas Dwi Satriyo.

Dalam penanaman mangrove kali ini, tambahnya, Petrokimia Gresik bekolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik,  khususnya melalui  DLH. 

Program ini sekaligus bentuk dukungan perusahaan dalam rangka menyukseskan program Nawa Karsa Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani dan Asluchul Alif. Di mana salah satu poinnya adalah "Pesona Gresik" yaitu pengembangan industri hijau.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Gresik, Sri Subaidah yang hadir dalam acara mengapresiasi  kegiatan kolaborasi yang diinisiasi Petrokimia Gresik.   

Disampaikannya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dibutuhkan kerja sama dari berbagai stakeholder.     

"Kami berharap aksi ini tidak hanya berhenti di sini tetapi bisa berkelanjutan untuk mempromosikan  kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mendorong tindakan nyata dalam pelestarian alam," ujar Sri Suaidah.

Terakhir, Dwi Satriyo mengungkapkan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini juga dilaksanakan dengan bersih-bersih pesisir pantai PRPM Mengare. 

Kegiatan ini dilaksanakan oleh generasi muda Petrokimia Gresik sebagai upaya perusahaan    meningkatkan kesadaran lingkungan para karyawan.  

"Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat serta dapat menunjang kehidupan bumi yang berkelanjutan," pungkasnya. * (junita sianturi)