SuaraTani.com - Jakarta| Intensi Pemerintah Indonesia dalam menjalin kerja sama yang baik dengan negara sahabat seperti Palestina, tampak pada rencana pengiriman bantuan beras sebanyak 10 ribu ton.
Bantuan yang menggunakan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dikelola Perum Bulog diharapkan dapat mempererat hubungan antar kedua negara.
"Mengenai bantuan beras untuk Palestina, tadi Bapak Menko Pangan dalam Rakortas sudah menyetujui 10 ribu ton. Itu disiapkan untuk dikirim ke Palestina. Kita upayakan dalam 3 minggu terakhir bulan ini bisa disiapkan untuk loading-nya," ungkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Dikatakannya, untuk penganggarannya tadi didiskusikan menggunakan dana Indonesian Aid. Jadi ada Kementerian Luar Negeri.
"Tapi karena menggunakan stok CPP, maka Badan Pangan Nasional yang akan menugaskan Bulog untuk 10 ribu ton beras Palestina tersebut," lanjut Arief.
Adapun ketentuan penyaluran CPP yang salah satunya untuk pemberian bantuan pangan ke luar negeri telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2025, tepatnya di Pasal 11 Ayat 2.
Setelah disepakati dalam rapat koordinasi tingkat Menteri, maka NFA dapat menugaskan BUMN pangan yang mengelola stok CPP yang akan menjadi paket bantuan tersebut.
Dikatakannya, rencana bantuan beras ini merupakan usulan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ini penting sebagai salah satu komitmen bersama yang akan disepakati dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian Palestina Rezq Basheer-Salimia ke Indonesia pada 15-17 Juni mendatang.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memaparkan rencana pengiriman bantuan beras Indonesia ke Palestina akan dibawa oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Bantuan Palestina 10 ribu ton nanti Insya Allah, ini TNI kita akan kirim. Sudah diputuskan tadi 10 ribu ton, secepat-cepatnya," ujar Zulhas.
"Mudah-mudahan dalam bulan ini sudah bisa berangkat. TNI berlayar ke sana, ke Yordania atau ke Palestina. Itu keputusan kita hari ini," sambungnya.
Patut diketahui, bantuan internasional seperti ini pernah dilakukan oleh Bulog pada 2017 silam dengan tujuan ke Srilanka. Saat itu, alokasi beras sebanyak 5 ribu ton dikirimkan dan menggunakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Di samping itu, Indonesia sendiri sudah sejak lama pula berperan aktif dalam ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR).
APTERR sendiri merupakan kelompok kerja di bawah kerangka ASEAN dan tiga negara mitra (Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok) yang fokus untuk pengembangan cadangan pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan regional.
Komitmen Indonesia dalam wadah internasional tersebut adalah siap menggelontorkan beras 12 ribu ton tatkala terdapat negara yang membutuhkan bantuan pasokan beras. Dengan itu, APTERR dapat berperan sebagai penyangga ketahanan pangan di wilayah ASEAN dan Asia Timur. * (putri)