Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gerakan Pangan Murah Tak Mampu Redam Harga Beras, Kualitas Beras SPHP Sangat Perah

Seorang ibu yang tak ingin diperlihatkan wajahnya membeli beras SPHP seharga Rp60.000 per karung kemasan 5 kg. foto: junita sianturi

SuaraTani.com - Medan| Gerakan Pangan Murah (GPM) beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan pemerintah sejak 18 Juli 2025 hingga sekarang belum mampu meredam gejolak harga beras di pasar.

Bahkan harga beras di pasar-pasar tradisional di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) semakin naik, saat ini di kisaran antara Rp16.000 hingga Rp16.700 per kilogram (kg) untuk kategori beras medium yang tadinya berkisar Rp13.500-Rp14.000 per kg.

Indah, seorang ibu rumah tangga yang ditemui di Pasar Pringgan Medan, mengaku kewalahan menghadapi harga beras yang semakin naik.

"Ini barusan saya beli, harganya sekarang Rp167.000 per karung isi 10 kg. Padahal minggu lalu masih dapat Rp160.000. Kalau terus-terusan harga beras naik, bagaimana kita bisa bertahan dengan ekonomi yang semakin sulit ini. Ini baru beras, belum lagi kebutuhan pokok lainnya seperti ikan yang juga semakin mahal," keluh Indah, kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).

Nisa, ibu rumah tangga lainnya mengatakan semakin bingung lihat pemerintah sekarang ini. 

"Semua-semuanya semakin mahal, sementara kenaikan gaji tidak signifikan. Ini saya beli beras 5 kg harganya Rp86.000," kata Nisa ditemui di Pasar Setia Budi, Medan.

Ia mengatakan, sebelumnya telah membeli beras SPHP dari Pasar Murah (GPM) sebanyak lima karung kemasan 5 kg buat stok satu bulan.

"Tapi setelah saya masak, nasinya sangat perah, tak bisa saya makan, gersang banget. Kasihan anak-anak yang masih dalam pertumbuhan. Jadi, beras ini untuk saya campur dengan beras SPHP, biar bisa dimakan," ucapnya.

Ia mengaku beras SPHP yang dijual di pasar murah sangat murah sekali. 

"Tapi itu tadi, kualitas berasnya parah, sangat jelek meski tampilan berasnya dari luar bagus," ucap ibu tiga anak ini.

Hal yang sama juga diakui Ros, warga Helevetia Medan. Menurutnya, harga beras yang melambung tinggi membuat para ibu pusing tujuh keliling.

"Saya juga membeli beras SPHP dari pasar murah dan terpaksa karena harga beras di pasaran mahal. SPHP itu cuma Rp12.000 per kg atau Rp60.000 per kemasan ukuran 5 kg. Tapi ternyata kualitas berasnya jelek sekali," aku Ros.

Baik Indah, Nisa maupun Ros berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok terutama beras. 

"Sudah satu minggu Pasar Murah dilakukan tapi sampai sekarang harga beras belum turun-turun juga. Itu artinya, pemerintah tidak mampu mengontrol atau mengendalikannya. Kalau buat pasar murah, ya kualitas berasnya diperbaiki lah. Jangan mentang-mentang murah, terus kualitas berasnya dibuat sesuka hati, manusiawi dikitlah bapak-bapak pemerintah," tegas Ros, pegawai swasta ini. * (junita sianturi)