SuaraTani.com - Jakarta| Generasi muda dinilai sebagai energi baru yang dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan dan kemandirian pangan Indonesia.
Karena itu, penting untuk menggelorakan semangat petani muda sebagai kekuatan moral dan produktif dalam menjaga kedaulatan pangan bangsa.
Menteri Pertanian (Mentan)/Kepala Bapanas Amran Sulaiman mendorong anak muda agar berani memulai langkah di sektor pangan, sekecil apa pun upayanya.
Menurutnya, kesungguhan dalam mengelola lahan, memelihara ternak, dan menekuni usaha tani merupakan modal penting untuk menggerakkan ekonomi nasional.
“Di ruangan ini mungkin ada sekitar lima puluh orang pemuda. Kalau kita bergerak bersama, punya komitmen yang sama, ini sudah cukup untuk menggerakkan perubahan ekonomi Indonesia. Perubahan besar itu tidak selalu lahir dari jumlah yang besar, tapi dari keberanian untuk memulai,” ujar Amran dalam siaran pers, Selasa (11/11/2025) di Jakarta.
Sebelumnya, Amran menghadiri Dialog Pemuda Tani dan peluncuran Pusat Kajian dan Advokasi Pemuda Tani Indonesia yang digelar di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Ia juga menegaskan bahwa upaya memperkuat ketahanan pangan memerlukan kesungguhan dan keberanian untuk menghadapi tantangan.
Hasil swasembada pangan yang tengah diupayakan pemerintah merupakan buah dari kerja keras dan ketekunan dalam proses, bukan sesuatu yang terjadi secara instan.
"Hari ini, insya Allah, hampir pasti swasembada pangan kita akan secepat mungkin. Ini tercepat. Ini berkat Bapak Presiden kita yang luar biasa. Target yang diberikan beliau itu menghasilkan energi, menghasilkan kekuatan untuk maju," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia Budisatrio Djiwandono mengatakan, revisi kebijakan pangan ke depan harus memberikan ruang yang lebih besar bagi perlindungan dan pemberdayaan petani.
Ia menyebut para petani sebagai pahlawan yang jarang disebut namun jasanya besar bagi bangsa.
“Para petani adalah pahlawan yang jarang disebut. Mereka bekerja dalam sunyi, tetapi hasilnya dirasakan seluruh rakyat. Hari Pahlawan ini mengingatkan kita bahwa perjuangan membangun ketahanan pangan adalah perjuangan menjaga kehidupan bangsa. Anak-anak muda harus hadir, bekerja, dan percaya bahwa sektor pangan adalah masa depan,” ungkapnya.
Dikatakannya, swasembada pangan bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga simbol harga diri bangsa.
“Swasembada beras telah menunjukkan bahwa Indonesia mampu. Ke depan, komoditas strategis lainnya harus menyusul. Peluangnya besar, asal kita bergerak bersama, bekerja keras, dan tidak mudah menyerah,” jelasnya.
Dukungan kebijakan yang nyata dalam mendorong semangat kemandirian pangan dapat dilihat dari Perpres 81 tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
Dalam beleid tersebut, semangat swasembada pangan termanifestasi dalam program aksi yang memberi ruang besar bagi penganekaragaman pangan baik dari sisi produksi maupun konsumsi yang berbasis pada sumberdaya lokal.
Selain itu, dukungan terhadap pentingnya generasi muda dalam mendorong swasembada pangan nampak dari kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
Antara lain Program Petani Milenial dan Brigade Pangan yang memberikan pendampingan usaha, akses pembiayaan, permodalan, teknologi, serta penguatan kapasitas kewirausahaan kepada pemuda yang ingin terjun ke sektor pangan.
Program-program ini menjadi instrumen penting untuk memastikan bahwa pertanian menjadi bidang yang menarik, berprospek, dan berkelanjutan bagi generasi muda. * (erna)


