Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

April, NTP Sumut Naik 0,41% Jadi 117,53

Petani memanen padi yang mulai menguning. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) di bulan April 2021 117,53 atau naik 0,41% dibandingkan dengan NTP Maret 2021, yaitu sebesar 117,05. Hal ini berdasarkan pemantauan harga-harga pedesaan di Sumut. suaratani.com - dok

SuaraTani.com-Medan| Nilai Tukar Petani (NTP) di Sumatera Utara (Sumut) di bulan April tercatat sebesar tercatat sebesar 117,53 atau naik 0,41% dibandingkan dengan NTP Maret 2021, yaitu sebesar 117,05.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut Dinar Butar-butar mengatakan, kenaikan NTP ini didorong oleh naiknya NTP pada empat subsektor, yaitu NTP subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,99%, NTP subsektor Hortikultura sebesar 0,59%, NTP subsektor Peternakan sebesar 1,33%, dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 1,32%.

“Sementara, NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 0,08%,” ujar Dinar Butar-butar di Medan, Senin (3/5/2021).

Dinar menyebutkan, jika dlihat dari Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2021, It Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 0,38% dibandingkan dengan It Maret 2021, yaitu dari 124,77 menjadi 125,24.

“Kenaikan It terjadi pada empat subsektor, yaitu It subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,96%, It subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,68%, It subsektor Peternakan sebesar 1,34%, dan It subsektor perikanan sebesar 1,41%. Hanya It subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,16%,” sebut Dinar.

Sementara itu kata Dinar, jika dilihat indeks harga yang dibayar petani (Ib), ada fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya para petani, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2021, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,03% dibandingkan dengan Ib Maret 2021, yaitu dari 106,59 menjadi 106,56. Penurunan Ib terjadi pada dua subsektor, yaitu Ib subsektor tanaman pangan sebesar 0,02% dan Ib subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,08%.

“Sedangkan Ib tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu Ib subsektor hortikultura sebesar 0,09%, Ib subsektor peternakan sebesar 0,01%, dan Ib subsektor perikanan sebesar 0,10%,” katanya.

Ditambahkkannya, pada April 2021, ada beberapa komoditas produksi pertanian yang memberikan andil terbesar terhadap NTP di daerah pedesaan di Sumut. Pada subsektor Tanaman Pangan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPP adalah komoditas gabah sebesar 0,53%, jagung sebesar 0,45%, dan kacang hijau sebesar 0,01%. Pada subsektor Hortikultura, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPH, diantaranya wortel sebesar 0,15%, bawang daun sebesar 0,03%, dan pepaya sebesar 0,01%.

Pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap penurunan NTPR, yaitu kelapa sawit sebesar 0,40%. Pada subsektor Peternakan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPT, diantaranya ayam ras pedaging sebesar 0,89%, sapi potong sebesar 0,26%, dan babi sebesar 0,15%.

“Sedangkan  pada subsektor Perikanan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTNP, diantaranya ikan nila tawar sebesar 1,52%, kepiting payau sebesar 0,91%, dan ikan mas/karper tawar sebesar 0,54%,” tambahnya.

Sementara itu, untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di bulan April  mengalami kenaikan sebesar 0,11%. Hal ini karena perubahan It (0,38%) lebih tinggi dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,27%). Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,58%, NTUP subsektor Hortikultura sebesar 0,27%, NTUP subsektor Peternakan sebesar 1,14%, dan NTUP subsektor Perikanan sebesar 1,11%. Sementara, NTUP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 0,35%. * (ika)