SuaraTani.com-
Jakarta| Wakil Presiden RI, Maruf Amin
mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya
budidaya dan bercocok tanam.
"Marilah
keluarga Indonesia berkegiatan tani atau cocok tanam. Ajak anggota keluarga
menanam sayur, kacang-kacangan, atau buah-buahan, demi ketahanan pangan di
rumah," kata Wapres dalam Seminar
Ketahanan Pangan Nasional yang digelar di Hotel Gran Melia, Jakarta melalui
virtual zoom, Senin, 3 April 2021.
Menurut Wapres, hanya dengan cara itu ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, sehingga ke depan Indonesia mampu menghasilkan generasi sehat sebagai calon penerus bangsa.
"Dengan
terjaminnya ketersediaan pangan, anak-anak akan mendapat asupan gizi yang
sehat, nutrisi yang baik dan tubuh yang sehat pula sebagai calon penerus
bangsa," ujarnya.
Wapres
mengatakan, ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan seperti yang tertulis
pada pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.
"Hak
untuk memperoleh pangan adalah hak asasi manusia, seperti tertulis di pasal 27
UUD 1945 dan deklarasi Roma," sebutnya.
Wapres
menambahkan, ke depan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan semakin
tinggi, mengingat dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia
semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian yang
semakin menipis.
"Karena itu kewajiban pemerintah berhadapan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini, populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, dan di tahun 2045 diperkirakan menjadi 319 juta jiwa. Penduduk bertambah, lahan berkurang. Alih fungsi lahan jadi isu serius yang berimbas pada kesejahteraan petani dan semua ekologi," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menambahkan bahwa perlahan tapi pasti pertanian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang makin baik. Ini terlihat dari jumlah produksi yang kian hari kian surplus.
"Saya
mau bilang kalau pertanian Indonesia saat ini semakin baik, bahkan jumlah dalam
setiap panen selalu surplus. Insyaallah kita bisa menjaga ketersediaan
pangan," tutupnya.
Sejalan
dengan hal ini, Jumlah petani di Indonesia disebut Menteri Pertanian
(Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengalami penambahan hingga 8 juta orang.
Penambahan sebanyak ini dikatakan Syahrul karena kondisi pandemi Covid-19.
Pandemi yang
sudah berjalan lebih dari setahun ini disebut telah membuat banyak orang
mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak dari mereka pulang kampung
menjadi petani. Karena itu pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat
berkontribusi positif saat pandemi. Kebutuhan pangan yang terus meningkat
membuat sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas. *(putri)