SuaraTani.com-Taput| Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan, diwakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Polmudi Sagala membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Master Plan Kota (Smart City) Kabupaten Taput Tahap II, di Balai Data Ruang Aula Kantor Bupati Taput, Tarutung, Kamis (23/9/2021).
Peserta bintek ini adalah seluruh sekretaris dan kasubbag program OPD termasuk dari kecamatan se-Taput. Sementara hadir sebagai narasumber adalah Barry Simorangkir, Tenaga Ahli Master Plan Smart City pada Kementerian Kominfo.
"Bapak Bupati berharap konsep smart city ini dapat secepatnya diimplementasikan di Tapanuli Utara. Karena itu, segala sesuatunya dipersiapkan sehingga tahun depan (2022) ini terwujud dengan baik,” kata Polmudi.
Polmudi yang mendampingi Staf Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Mouneza Okta, berharap agar seluruh peserta bimtek mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan serius sehingga dapat tercapai tujuannya.
“Kami harapkan para peserta yang hadir sekarang tidak berganti lagi sampai Bimtek tahap IV nantinya, sehingga ilmu yang diterima dapat berkesinambungan," ucap Polmudi.
Dijelaskan juga bahwa Bimtek ini merupakan upaya Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kominfo dalam percepatan pembangunan khususnya peningkatan pelayanan bagi delapan kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba.
Narasumber, Barry Simorangkir yang merupakan putra daerah Tarutung, kembali menjelaskan definisi smart city serta konsep indikator masing-masing sektor.
"Tujuan kota cerdas ini adalah memberikan layanan dan kualitas hidup yang lebih baik kepada orang-orang yang berada di daerah kita yaitu penduduk, bisnis serta pengunjung tanpa merugikan orang lain secara tidak adil atau degradasi lingkungan alam,” jelasnya.
Barry mengatakan, kriteria indikator Kota Cerdas antara lain kelengkapan, teknologi netral, kesederhanaan, validitas, dapat diverifikasi dan ketersediaan data yang berkualitas.
Penyusunan master plan ini menurut dia, memang sedikit ribet diawalnya tapi akan memberikan dampak jangka menengah yang sangat besar. Dalam mencapai tingkat kepuasan publik ataupun konsumen butuh data yang terintegrasi secara global, bagaimana mewujudkan pelayanan yang diberikan tersebut dapat lebih ringkas, lebih simpel terutama berdampak pada kepuasan dan kepercayaan konsumen.
“Perlu juga diingat bahwa kota pintar bukan sebatas teknologi semata tetapi lebih mengutamakan inovasi pola pikir kita sendiri serta pemahaman bersama bahwa smart city tidak hanya sekedar butuh inovasi, tetapi harus inovasi yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau SNI," jelas Barry.
Usai paparannya, dilanjutkan dengan diskusi kelompok dalam pengisian program aksi sesuai enam pilar smart city yaitu smart governance, smart living, smart branding, smart society, smart economy dan smart environment.
"Pergunakan momen emas ini untuk menambah wawasan kita apalagi narasumber kita adalah putra daerah yang pasti akan mengerahkan segala kemampuannya dalam mewujudkan kota pintar. Mari perbanyak diskusi dengan beliau," ujar Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Marco Panggabean pada penutupan Bimtek II tersebut. *(darwin nainggolan)