SuaraTani.com – Medan| Dalam sepekan kedepan, banyak data ekonomi penting yang akan dirilis, dan banyak data ekonomi yang akan tersaji, namun mayoritas data diperkirakan akan merealisasikan angka yang memburuk.
Data-data tersebut sejatinya bisa menjadi kabar buruk bagi bursa di Amerika maupun Eropa, atau umumnya pada pasar keuangan di Asia.
Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menyebutkan data-data yang akan dirilis itu belum tentu akan menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan nasional.
Ia memperkirakan sentimen eksternal tidak akan begitu berpengaruh terhadap kinerja pasar keuangan kita. IHSG dan Rupiah masih berpeluang untuk diperdagangkan di teritori positif. Meskipun tetap ada potensi tekanan, namun demikian tekanananya tidak akan signifikan.
“Selama bukan diakibatkan adanya tekanan besar akibatr perang, saya yakin IHSG dan Rupiah di pekan ini akan lebih banyak diwarnai tekanan jual teknikal. Hanya saja ada data sentimen ekonomi domestik dimana akan ada rilis data S&P Global Manufacturing PMI, dimana data tersebut akan menentukan arah pergerakan pasar keuangan di tanah air,” ujar Gunawan di Medan, Minggu (29/5/2022)..
Data tersebut menurut Gunawan akan menentukan arah pergerakan IHSG dan rupiah nantinya. Namun ia memprediksi indeks manufaktur tersebut aangkanya masih akan di atas 50. Yang artinya manufaktur di tanah air masih akan tetap berekspansi. Hanya saja data realisasi sebelumnya ada di angka 51.9. Penurunan sedikit saja nilai indeksnya bisa memicu tekanan di pasar keuangan kita.
Tetapis ecara keseluruhan pasar keuangan nasional akan berkinerja baik selama sepekan ini. Perhatikan batas batas teknikal khususnya pada IHSG. Investor diperkirakan masih akan melakukan transaksi jangka pendek selama sepekan ini.
“Karena pada dasarnya pasar keuangan secara keseluruhan masih menghadapi masalah fundamental ekonomi yang salah satunya dipicu oleh perang,” pungkasnya. *(ika)