Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Selama Idulfitri, Harga Pangan Hortikultura Naik Hingga 100%

Pedagang sembako di Pasar Pusat pasar. Hingga hari ketiga Idulfitri, harga bahan pokok terutama produk hortikukltura naik 100%.suaratani.com-dok 


SuaraTani.com – Medan| Harga kebutuhan pokok selama perayaan Idulfitri, khususnya di hari pertama hingga ketiga, terjadi lompatan yang sangat signifikan. 

Yang paling mencolok adalah kenaikan harga pada komoditas cabai merah. Sebelum Idulfitri, harga cabai merah itu sempat diperdagangkan di kisaran harga Rp20 ribuan per kg. 

“Namun saat perayaan, harga cabai merah mengalami kenaikan hingga mencapai Rp40 ribu per kg nya. Akan tetapi di tingkat petani sebelum Idulfitri, harga cabai merah justru turun hingga menyentuh Rp8.000 per kg,” ujar pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Kamis (5/5/2022).

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas tanaman hortikultura lainnya termasuk jenis sayur sayuran seperti wortel, tomat, dan jenis sayuran lainnya. Rentang kenaikan bahkan tembus 100%. 

Kenaikan untuk komoditas hortikultura tersebut tidak terlepas dari tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan seiring dengan perayaan idul fitri yang banyak membuat pedagang maupun petani yang lebih fokus untuk merayakannya. 

“Jadi ini sifatnya sementara. Saya menilai kenaikan harga di tingkat konsumen maupun penurunan harga di tingkat petani atai produsen tidak akan berlangsung lama,” sebutnya. 

Sementara itu, harga komoditas pangan lainnya seperti daging ayam dan daging sapi terpantau tidak terpaut jauh dibandibgkan harganya saat sebelum lebaran. Harga daging sapi dan daging ayam masih berada dalam rentang Rp130 ribuan dan Rp38 ribuan per kg. 

Untuk minyak goreng, sejumlah pedagang terlihat mulai menurunkan harga jualnya. Minyak curah perlahan mulai dijual dikisaran harga Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kg. Sangat berpeluang untuk dijual di kisaran Rp14 ribu per kg dalam waktu dekat. 

“Saya berkesimpulan bahwa kenaikan harga sejumlah kebutuhan masyarakat belakangan ini, didominasi oleh komoditas pangan yang tidak tahan lama serta bergantung pada panen petani yang dilakukan secara rutin. Jadi lebaran ini menjadi pemicu ketidakseimbangan pasar saat ini meskipun sesaat,” imbuhnya. 

Sementara untuk komoditas lainnya seperti beras, gula pasir, bawang merah, minyak goreng terpantau bervariasi dengen kecenderungan stabil. *(ika)