Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hari Krida Pertanian, FAO Optimis Indonesia Mampu Hadapi Krisis Pangan

Memperingati Hari Krida Pertanian Tahun 2022, Mentan SYL, Bupati Sukoharjo, dan Perwakilan FAO melakukan panen padi dengan menggunakan mesin panen di Desa Tegal Sari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. suaratani.com ist

SuaraTani.com - Sukoharjo| Perwakilan FAO untuk Indonesia, Rajendra Aryal mengapresiasi kebijakan dan program kerja yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam mengelola sektor pertanian dengan sangat baik, terutama dalam kondisi-kondisi yang sulit yakni covid- 19. 

Terbukti, dalam 2 tahun ini sektor pertanian berkembang secara positif dan memberikan kontribusi yang sangat signifikan kepada perekonomian Indonesia.

"Sesuai dengan yang sering disampaikan hampir 60 negara akan mengalami krisis pangan. Dengan kepemimpinan bapak menteri saya yakin mampu memberikan kontribusi besar untuk menghadapi krisis pangan global," kata Rajendra dalam acara tanam padi IP400 seluas 257 hektare di Desa Tegal Sari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dalam rangka Peringatan Hari Krida Pertanian di Sukoharjo, Rabu (22/6/2022).

Peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) Tahun 2022 ini bertemakan Pertanian Indonesia Siap Menghadapi Krisis Pangan Global. Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar kegiatan panen-tanam melalui daring serentak di seluruh Indonesia untuk komoditas jagung, kedelai dan padi IP400 dan dipusatkan di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah yang di hadiri Mentan SYL, Bupati Sukoharjo, Perwakilan FAO dan stakholder.

Mentan mengatakan, peringatan Hari Krida Pertanian yang ke 50 pada tahun 2022 ini sebagai momentun untuk siap menghadapi semua masalah yang ada, menghadirkan peluang dan kesempatan pada sektor pertanian yang makin baik. Karena itu yang paling penting dari acara ini menghadirkan konsolidasi emosional semua pihak yang bertanggung jawab dengan pertanian.

"Peringatan Hari Krida Pertanian yang ke 50 ini kita meneguhkan tekad semangat dan kemauan kita agar tahun ini kita hadapi pertanian yang harus lebih baik, lebih maju lebih mandiri dan lebih modern lagi," ujarnya.

SYL mengapresiasi Gerakan IP400 sebab ini adalah cara baru, inovasi baru dan bisa dijadikan sebuah motivasi bagi semua pihak. Karena itu, hadirnya Gerakan IP400 ini guna memindahkan paradigma rakyat menjadi sebuah edukasi bahwa 4 kali bertanam dan panen dalam satu tahun itu hal yang sangat pasti.

"Kalau kita tanam cuma 2 kali biasa saja. Kalau tiga kali, kamu boleh diangkat sebagai sesuatu yang terus maju. Tapi kalau 4 kali itu luar biasa itu," tegasnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan, penerapan pola tanam padi IP400 merupakan salah satu langkah yang tidak hanya meningkatkan produksi atau ketersediaan beras dalam negeri, namun untuk mendukung akselerasi Indonesia mengekspor beras. 

Gerakan IP400 bertujuan meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah.

"IP400 tentunya sangat mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi pangan khususnya beras. Disamping stimulan bantuan pemerintah, para petani atau kelompok tani harus bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk budidaya dan hilirisasi atau pengolahan sehingga bisa memberikan nilai tambah," tutur Suwandi.

Perlu diketahui, Gerakan IP400 dilaksanakan pada tahun 2021 seluas 9.834 hektare di 23 provinsi dan 98 kabupaten/kota dan pengembangan di tahun 2022 seluas 150.000 hektare dilaksanakan di 27 provinsi dan 169 kabupaten/kota.

Pelaksanaan Gerakan IP400 di Kabupaten Sukoharjo sendiri di tahun 2021 seluas 2.088 hektare dan tahun 2022 pengembangannya seluas 7.912 hektare sehingga total Gerakan IP400 tahun 2022 seluas 10.000 hektare yang dilaksanakan di 12 kecamatan, 124 Desa. * (putri)