Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kinerja Membaik, Tapi Pasar Keuangan Masih Belum Sepenuhnya Bebas Tekanan

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Kinerja indeks harga saham gabungan atau IHSG terpantau ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (22/7/2022). 

IHSG ditutup naik 0.33% di level 6.886,96, wementara kinerja mata uang rupiah yang terpantau sempat melemah hingga melewati level 15.050 selama sesi perdagangan, mampu berbalik dan menguat di kisaran level 15.005 per US Dolar pada perdagangan sore.

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, dampak dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan besaran bunga acuannya, sejauh ini tidak begitu berpengaruh besar bagi terhadap inerja pasar keuangan domestik.  Semuanya masih terlihat baik-baik saja, dan kinerja pasar keuangan nasional masih mampu mengikuti pola pergerakan pasar keuangan di kawasan regional asia.

Kebijakan BI yang menahan bunga acuan memang akan membuat suku bunga perbankan tidak mengalami kenaikan. Kebijakan pro growth seperti itu memang akan membuat uang lebih banyak beredar di masyarakat, ketimbang menaikkan bunga acuan yang akan lebih banyak memicu berkumpulnya uang di perbankan dan tidak produktif.

“Hanya saja dorongan inflasi dari kemungkinan pelemahan mata uang rupiah ini yang perlu dikendalikan. Karena sekalipun kebijakan BI akan memicu pertumbuhan ekonomi, akan tetapi yang menjadi persoalan selanjutnya adalah bagaimana kita menghindari inflasi dari kenaikan harga enerji yang bisa memicu pukulan berganda kepada rupiah,” ujar Gunawan di Medan, Jumat (22/7/2022).

Kondisi rupiah saat ini  menurut Gunawan sangat rentan untuk ditekan dari kenaikan harga enerji dunia dan potensi tekanan akibat capital outflow (dana keluar), akibat menipisnya perbedaan suku bunga antara BI dan The FED. Sejauh ini potensi pembalikan modal sudah terlihat dari imbal hasil obligasi tenor 10 tahun Indonesia yang mengalami kenaikan di kisaran 7.4%.

Kenaikan imbal hasil tersebut tentunya menunjukan harga obligasi tengah mengalami penurunan (discount), meskipun kenaikan sejumlah komoditas ekspor unggulan Indonesia bisa mengurangi tekanan pada rupiah. 

“Jadi  volatilitas di pasar keuangan masih akan sangat tinggi setidaknya hingga satu bulan kedepan,” katanya.

Sementara itu, selain IHSG dan rupiah, harga emas juga coba bangkit di akhir pekan ini. Harga emas diperdagangkan di level US$1.724 per ons troy, yang kalau dirupiahkan dikisaran 834 ribu per gramnya. Namun pada dasarnya penguatan kienrja pasar keuangan dan emas di akhir pekan ini belum sepenuhnya menghilangkan kekuatiran kemungkinan tekanan pasar dalam jangka pendek. *(ika)