Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pelaku Pasar Diminta Waspadai Memanasnya Tensi Geopolitik China - Taiwan

Grafik pergerakan emiten saham di Bursa Efek Indonesia. Di pekan ini, pasar keuangan diprediksi bergerak volatile.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) pada bulan Juli kemarin membukukan kenaikan yang melebihi ekspektasi pasar. Data menunjukan adanya penyerapan tenaga kerja sebanyak 528 ribu (non farm payroll) di bulan Juli, melebihi ekspektasi yang berkisar 250 ribuan. 

Membaiknya data ketenagakerjaan AS tersebut mengindikasikan adanya potensi penguatan kinerja pasar keuangan global, meskipun bursa Dow Jones sendiri sepanjang perdagangan akhir pekan berada di teritori negatif sebelum akhirnya menguat.

Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, data ketenagakerjaan di AS mengindikasikan bahwa adanya kemungkinan kenaikan bunga acuan oleh Bank Sentral AS yang kembali agresif, karena inflasi di AS masih sangat tinggi. Yang tentunya bisa menekan kinerja pasar keuangan domestik. Sejauh ini, AS memang masih mengklaim bahwa mereka tidak akan masuk resesi meskipun secara teknikal pertumbuhan ekonomi negatif.

AS masih mengandalkan data ketenagakerjaan sebagai indikasi untuk membuktikan apakah resesi benar-benar terjadi di AS. Namun sayangnya data ketenagakerjaan tersebut lebih banyak didominasi oleh kenaikan pekerja paruh waktu tidak suka rela (involuntary part time workers). Data tersebut mengindikasikan bahwa masih ada ketidakstabilan di masa yang akan datang.

“Bagi pasar keuangan selama sepekan kedepan, data inflasi masih akan menjadi fokus pasar selanjutnya. Dari tanah air kita akan melihat data penjualan ritel selama bulan Juni yang menjadi indikasi belanja masyarakat, dimana penjualan ritel itu sendiri kinerjanya mengalami penurunan khususnya sejak awal tahun 2022,” sebut Gunawan di Medan, Senin (8/8/2022).

Dikatakannya, dari beberapa data yang akan dirilis selama sepekan kedepan, pasar keuangan domestik akan bergerak dengan volatilitas yang semakin tinggi, namun dengan realisasi pertumbuhan kinerja yang melambat. Secara teknikal IHSG di pekan ini akan bergerak dalam rentang 6.910 – 7.193. sementara mata uang rupiah akan bergerak dalam rentang 14.900 hingga 15.000 per US Dolarnya.

Dengan penguatan kinerja pasar sebelumnya, ditambah dengan dukungan data ekonomi fundamental yang masih terbilang sangat rapuh, potensi penguatan pasar keuangan sejauh ini sangat terbatas, dengan menyisakan potensi koreksi teknikal yang cukup besar. 

“Namun yang perlu diwaspadai adalah ketegangan antara China dan Taiwan yang bisa merubah pergerakan pasar secara tiba tiba,” pungkasnya. *(ika)