Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

PT Adila Prezkifarinddo 'Sandera' Ijazah Calon TKI, Minta Uang Tebus Rp300.000

Suasana di dalam kantor PT Adila, perusahaan jasa pengiriman TKI ke luar negeri. Terlihat calo-calo atau agen-agen PT Adila berdialog dengan pegawai PT Adila. suaratani.com - junita sianturi

SuaraTani.com - Medan| Perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) PT. Adila Prezkifarinddo  Duta yang berada di Jalan Turi, No 3 Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), 'menyandera' dokumen asli para calon tenaga kerja yang akan dikirim ke Malaysia. 

Para tenaga kerja yang sudah melakukan pendaftaran dan pemasukan berkas sekitar bulan November 2021, dan dijadwalkan akan dikirim pada bulan April 2022, namun sampai sekarang belum juga terealisasi.

Pihak pencari kerja bahkan di 'bola-bola' saat akan mengambil berkas yang sudah mengendap hampir setahun ini. 

Sebut saja, Tiara, calon TKI yang akan dikirim ke Malaysia, mengatakan dirinya sangat kecewa atas perlakuan pihak perusahaan yang tidak konsisten.

"Kami disuruh tunggu, mulai bulan Desember 2021 lalu, kemudian disuruh tunggu lagi bulan Januari, Februari dan sampai sekarang tak ada juga kejelasannya," kata Tiara kepada wartawan, Senin (15/8/2022), di Medan.

Menurut Tiara, ketika dirinya akan meminta berkasnya kembali yakni KTP, KK dan Ijazah SMA asli, sama pihak perusahaan namun tidak diberi. Malah pihak perusahaan meminta uang tebusan sebesar Rp300.000.

Hal yang sama juga disampaikan calon TKI ke Malaysia, Winda Safrina Tambunan yang berasal dari Pematangsiantar. 

"Kami mengikuti interview bulan November 2021. Tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan," kata dia.

Menurut Winda, ini kali kedua dia datang ke kantor ini untuk meminta berkas tapi belum juga diberi.

"Tapi kalau ada uang Rp300 ribu, berkas hari ini bisa keluar. Ini peraturan baru," kata Winda dan Tiara menirukan penjelasan dari Nurul selaku Office Adila. 

Atas kejadian itu, mereka kecewa dan berharap pemerintah dapat mengatasi permasalahan ini.

Kejadian yang sama juga dirasakan Syahrul Simamora, asal Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, calon TKI ke Malaysia. Bahkan Syahrul sudah satu tahun mendaftar dan hanya sekali mengikuti interview.

"Sampai sekarang belum ada kejelasan kapan mau dikirim. Anehnya, ketika mau minta berkas yang ditahan, yakni ijazah SMA,  nggak dikasih. Saya sudah empat kali datang ke mari, tapi kata kawan-kawan yang lain harus ada satu juta," kata dia. 

Ketika diminta penjelasan dari pihak perusahaan, Direktur PT Adila Prezkifarinddo, Mangasa Saragih, mengatakan, orangtuanya saja yang datang ya, kemudian pergi meninggalkan calon TKI yang sudah seharian menunggu seakan tidak perduli. * (junita sianturi)