Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rektor USU Kukuhkan Empat Profesor Lagi, Prof Juliati Tarigan: Potensi Oleokimia Indonesia Masih Sangat Besar

Prof Dr Juliati Tarigan SSi MSi yang baru dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara (USU) oleh Rektor USU, Muryanto Amin di Auditorium USU, Jalan Alumni Kampus USU, Medan, Senin (15/8/2022). suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Medan| Senyum manis dan puas terpancar jelas mewarnai raut wajah Juliati Tarigan di Senin pagi (15/8/2022). Betapa tidak, gelar professor sah disandangnya. Jerih payahnya dalam berjuang memperoleh gelar tertinggi di bidang akademik selama beberapa tahun ini terbalaskan sudah. 

Gelar professor (Prof) telah menghiasi namanya, Prof Dr Juliati Tarigan SSi MSi. Suatu kebanggaan pastinya, tidak hanya buat dirinya, tapi juga suami, anak-anak dan keluarga besarnya.

“Karena keluarga juga memberikan andil yang besar dalam raihan gelar Professor saya ini,” kata Juliati ketika dimintai keterangannya, Senin (15/8/2022), usai acara pengukuhan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara (USU) oleh Rektor USU, Muryanto Amin di Auditorium USU, Jalan Alumni Kampus USU, Medan.

Juliati Tarigan adalah dosen di Bidang Ilmu Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA, USU. Dia bersama tiga rekan lainnya menerima pengukuhan Guru Besar Tetap USU hari ini. Ketiga temannya yakni, Prof Dr dr Blondina Marpaung Sp PD, K-R, Prof Dr Ir Ilmi MSc, Prof Dr Erina Frida MSi.

Juliati dengan judul pidatonya “Oleokimia: Perkembangan dan Prospeknya di Indonesia” mengatakan, industri oleokimia Indonesia yang berbasiskan minyak kelapa sawit dan inti sawit mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Dimana kapasitas produksi industri oleokimia dasar sampai dengan akhir tahun 2020 mencapai 19.93 juta ton dengan jumlah industri sebanyak 12 perusahaan.

“Industri oleokimia ini diperkirakan akan terus bertumbuh seiring dengan semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil) dan inti sawit (crude palm kernel oil) yang diperkirakan pada tahun 2022 ini mencapai 53,65 juta ton,” jelasnya.

Di samping itu kata dia, permintaan produk oleokimia dunia juga diperkirakan mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan tingkat pertumbuhan tahunan berkisar 5,4% sehingga diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai US$ 55 miliar.

Namun demikian, kata Juliati yang didampingi suami, Eko Kornelius Sitepu, PhD, dibandingkan dengan Malaysia yang merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, produk oleokimia dasar dan turunan di Malaysia mencapai 120 jenis. Sedangkan di Indonesia baru diproduksi sekitar 32 jenis produk. 

“Dengan demikian terbuka peluang bagi kita untuk melakukan penelitian pengembangan produk-produk turunan oleokimia,” kata Juliati. 

Pemerintah Indonesia kata dia, melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah mencanangkan pada tahun 2030 nanti akan dapat memproduksi 250 jenis produk turunan oleokimia untuk dapat menggantikan 500 jenis produk berbasis minyak bumi seperti yang tertuang dalam Roadmap Riset Sawit Indonesia.

“Jadi, peluang kita (Indonesia) sangat-sangat besar untuk menggenjot lebih banyak lagi jenis produk turunan oleokimia ini. Luas perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia jauh lebih luas dari Malaysia. Itulah yang membuat saya tertantang untuk membuat riset ini,” kata Juliati.

Dalam kesempatan itu, Juliati juga mengucapkan terimakasih buat suami dan keluarganya, para dosen, teman-teman, Rektor dan semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantunya selama dalam melakukan riset hingga memperoleh gelar Professor. Selamat Prof! * (junita sianturi)