Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Cabai Terus Turun, Sumut Kembali Dibayangi Deflasi di Bulan November

Pedagang menyiapkan permintaan pembeli. Harga cabai terus turun, sehingga Sumut diprediksi akan mengalami deflasi di bulan November.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Selama sepekan terakhir, harga cabai di wilayah Sumatera Utara (Sumut) kembali bergerak dalam tren penurunan. Di Kota Medan sendiri yang menjadi kota dengan kontribusi inflasi terbesar di wilayah Sumut, harga cabai merahnya mengalami penurunan hingga 28.5% jika dibandingkan dengan harga pada akhir pekan sebelumnya. 

Harga cabai merah di Kota Medan saat ini ditransaksikan dikisaran Rp20.600 per Kg, padahal di akhir pekan yang lalu sempat ditransaksikan dikisaran Rp28.800 per Kg.

Sementara harga cabai rawit ditransaksikan dikisaran harga Rp24 ribu per Kg dari posisi akhir pekan sebelumnya dikisaran harga 27.300 per Kg, atau anjlok sekitar 12%. Dan sejumlah harga cabai di kota lainnya di wilayah Sumut (penyumbang IHK), berdasarkan data PIHPS juga turut mengalami pelemahan. 

“Kecuali untuk kota gunung sitoli dimana harga cabainya yang relatif stabil,” ujar Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumut, Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (11/11/2022).

Jika harga cabai tersebut terus berada di level saat ini, maka lagi-lagi Sumut akan berpeluang mencetak deflasi pada bulan November. Meskipun di bulan ini sudah terjadi kenaikan harga rokok, maupun harga BBM Solar son subsidi. Karena dampak penurunan harga cabai tersebut lebih besar memberikan andil dibandingkan sejumlah kebutuhan masyarakat yang harganya naik.

“Nah, deflasi justru kian terlihat jika harga cabai terus mengalami penurunan di bulan ini. Meksipun saya menilai bahwa potensi penurunan harga cabai kian terbatas. Akan tetapi saya berpendapat bahwa harga cabai yang murah saat ini belum tentu menjadi titik terendahnya. Karena ada beberapa faktor yang membuat harga cabai turun belakangan ini,” sebutnya.

Pertama, produksi cabai di tingkat petani pada dasarnya mengalami peningkatan. Kedua terjadi penurunan konsumsi cabai masyarakat. Untuk konsumsi cabai masyarakat yang turun tidak terlepas dari penurunan aktifitas hajatan masyarakat di November. 

Sejauh ini dari penelusuran sejumlah pedagang pengecer cabai memberikan pernyataan seperti itu, dimana penurunan konsumsi cabai masyarakat dikarenakan hajatan atau pesta tertentu tidak seramai bulan sebelumnya.

Di sisi lain, meskipun ada curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini. Yang biasanya identik dengan gangguan produksi cabai di tingkat petani. Akan tetapi untuk saat ini faktor demand masih menjadi kendala utama. Sementara disisi lainnya ada faktor sejumlah sentra produksi cabai masih memasuki masa panen raya.

Dengan sejumlah kebutuhan pangan lain yang relatif bergerak stabil, ditambah dengan dampak kenaikan harga BBM sebelumnya yang sudah berhenti. Maka deflasi di Sumut bisa saja terjadi di bulan ini. Walaupun harga cabai bisa saja berubah nantinya karena masih ada sekitar 20 hari kedepan hingga tutup akhir bulan November. 

“Dan harga cabai diperkirakan akan mampu bertahan dikisaran 20 ribu hingga 30 ribu rupiah setidaknya hingga awal bulan tahun 2023 mendatang,” pungkasnya. *(ika)