Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pasar Keuangan Menanti Arah Kebijakan Suku Bunga Acuan The FED

Seorang warga menunjukkan uang kertas rupiah. Di pekan ini, pasar keuangan lebih menanti arah kebijakan The Fed.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Pasar keuangan di pekan ini tidak akan banyak dibanjiri oleh agenda ekonomi penting layaknya pekan sebelumnya, sehingga kinerja pasar keuangan akan lebih banyak dimotori oleh sisi teknikal, hingga nantinya Bank Sentral AS akan menyampaikan minutes nya menjelang sesi perdagangan akhir pekan. 

Namun sebelum fokus ke hal tersebut menurut analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, akan ada banyak gubernur bank sentral lainnya yang akan memberikan pandangan, sehingga fokus pasar akan terpaku pada pernyataan masing masing gubernur.

Hingga nantinya akan terangkum dalam FOMS Minutes yang memberikan gambaran arah kebijakan yang lebih jelas dibandingkan dengan situasi saat ini yang cenderung terombang ambing terkait arah kebijakan The FED atau Bank Sentral nantinya.

“Namun baik rupiah maupun IHSG berpeluang untuk bergerak di dua sisi. Potensi penguatan maupun koreksi sama kuatnya,” kata Gunawan di Medan, Minggu (20/11/2022). 

Jadi pelaku pasar menurut pria berkaca mata ini diharapkan untuk berhati hati dalam menyikapi pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, dan tentu sebaiknya lebih mengacu kepada FOMC minutes karena lebih menggambarkan situasi terkini dan kebijakan kedepan.

Dalam sepekan nantinya, mata uang rupiah memiliki posisi resisten kuat ada di 15.750 per US solar. Sehingga level tersebut akan menjadi benteng bagi rupiah, setidaknya untuk berkonsolidasi terlebih dahulu di level tersebut sebelum menentukan pergerakan selanjutnya. 

“Dan sayangnya situasi rupiah di pekan sebelumnya belum bernasib baik, mesksipun sejumlah data penting seharusnya mampu menopang kinerja rupiah,” sebutnya.

Untuk kinerja IHSG, lanjut Gunawan, volatilitasnya juga masih terlihat dan tetap akan berkonsolidasi dahulu di level psikologis 7.100. Begitu kesempatan untuk melewati level tersebut tersedia, maka level resisten IHSG ada di level 7.193. 

Potensi koreksi IHSG tetap ada, akan tetapi level 7.000 akan menjadi level support terdekat. Jadi IHSG perlu diamati secara ketat selama dalam rentang 7.000 hingga 7.100.

Untuk kinerja saham sejumlah sektor tentunya masih akan dimotori oleh sektor kesehatan maupun perbankan. 

“Sementara untuk sektor komoditas tambang maupun agro, potensi koreksinya ada di karenakan tren perkembangan harga komoditas tambang dan perkebunan, belakangan ini mengalami tekanan harga,” terangnya.

Terkait harga emas, Gunawan menilai ruang geraknya ada di rentang US$1.700 hingga US$1.775. Sejauh ini emas ditransaksikan di level US$1.751 per ons troy. 

“Potensi pergerakan emas juga akan sangat dipengaruhi ekspektasi kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS nantinya,” pungkasnya. *(ika)