Ketua SIEJ didampingi Kepala Konsul AS Medan, Bernard Uadan berfoto bersama peserta pelatihan yang digelar selama 2 hari.suaratani.com-istSuaraTani.com – Medan| The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia mengundang 20 jurnalis dan jurnalis warga untuk mengikuti pelatihan yang digelar di Medan selama 2 hari, Selasa-Rabu (29-30/8/2023).
Ketua SIEJ, Joni Aswira mengatakan, persoalan lingkungan yang saat ini viral di media sosial adalah tentang pencemaran udara di Jakarta.
"Kasus ini menimbulkan pro kontra, saling tuding. Mulai dari emisi kendaraan, PLTU, pembakaran sampah dan lainnya," katanya saat membuka pelatihan, Selasa (29/8/2023).
Yang menarik, narasi yang berkembang adalah penyebab polusi udara di Jakarta cenderung mengarah ke perilaku masyarakat.
Dikatakannya, pembakaran sampah bisa jadi berkontribusi dalam pencemaran udara. Namun menurutnya ada hal fundamental bagaimana pemerintah implementasi kebijakan dan pengawasan terhadap sektor yang menyumbang emisi karbon jumlah besar.
Persoalan pencemaran udara tak cuma di Jakarta. Hal serupa terjadi di Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Barat dan daerah lainnya.
Perbincangan masalah lingkungan hidup juga bergantung pada demografi dan siapa siapa leader yang menghembuskan isu ini di media sosial.
"Ini lah problem kita menarasikan iklim. Dan masih hadapi sejumlah tantangan," katanya.
Menurutnya, media belum banyak melihat perubahan iklim punya nilai bisnis secara trafik karena keyword yang masih kalah bersaing dalam alogaritma di google.
"Pencemaran udara, biodiversitas, kerusakan ekosistem dan lainnya, ini mau ke siapa didorong narasi ini agar jadi kebijakan publik. Ini lah kenapa kami bikin acara ini. Kita ingin kandidat calon legislatif, calon kepala daerah mengambil momentum ini," tambahnya .
Sementara itu, Kepala Konsul AS Medan, Bernard Uadan yang hadir membuka acara mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, dibutuhkan kerja keras dan berkelanjutan untuk memberikan informasi tentang pentingnya lingkungan hidup.
"Perubahan iklim adalah persoalan yang mendesak saat ini. Penting untuk kita menjadikannya prioritas dalam wacana kita terutama menjelang pemilu 2024," katanya.
Dijelaskannya , jurnalis memiliki kesempatan untuk untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak perubahan iklim, keadaan ekonomi dan masyarakat.
Amerika Serikat, lanjut Bernard memiliki program kemitraan jangka panjang yang dirancang untuk menciptakan transisi energi salah satunya di sektor tenaga listrik yang adil di Indonesia.
"Jadi kami turut mendukung kelestarian lingkungan seperti program Internasional Visitor Leadership Programne dan lainnya serta lokakarya ini. Saya berharap di akhir kegiatan ini anda akan mendapatkan wawasan tentang topik penting dan lebih siap untuk melaporkannya secara efektif sekaligus menjadi agen perubahan," katanya.
Diketahui, kegiatan pelatihan sudah digelar sejak awal Juli di Sorong, kemudian Kupang lalu Medan, dan akan berlanjut di Surabaya, dan terakhir di Bandung pada September mendatang.
Di Medan, pelatihan menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang. Di hari pertama, peserta mendapatkan materi dari SIEJ, pengamat lingkungan hidup, Jaya Arjuna, dan Direktur Green Justice Indonesia, Dana Prima Tarigan.
Sementara di hari kedua, pemateri yang dihadirkan yakni Ketua KPU Sumut Herdensi, Kordiv Humas Datin Bawaslu Sumut Saut Boangmanalu, anggota DPRD Sumut dari PDI-Perjuangan Meryl R Saragih, jurnalis senior Darma Lubis serta pengamat politik Dadang Darmawan. *(ika/ril)












