SuaraTani.com - Jakarta| Komisi III DPR RI mulai menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap 16 calon hakim agung dan hakim ad hoc hak asasi manusia (HAM) Mahkamah Agung (MA), Selasa (9/9/2025), di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta.
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta menyoroti pentingnya pengalaman, motivasi, dan terobosan calon hakim agung dalam menjawab tantangan lembaga peradilan.
Hal ini ia sampaikan saat menguji calon hakim agung Heru Pramono, yang saat ini menjabat Panitera Mahkamah Agung.
“Pertanyaan pertama, apakah pengalaman dan jabatan yang ada sekarang, Saudara yakin bisa menunjang andai kata Saudara berhasil lolos jadi Hakim Agung? Seberapa jauh pengalaman dan jabatan yang sekarang itu bisa mensukseskan tugas-tugas Saudara sebagai Hakim Agung?” tanyanya saat uji kelayakan dan kepatutan itu.
Wayan juga meminta Heru mengidentifikasi persoalan mendasar di Mahkamah Agung serta menawarkan solusi.
“Apakah Saudara tahu permasalahan pokok yang ada di Mahkamah Agung? Coba sebutkan dua masalah saja yang penting di Mahkamah Agung untuk Saudara atasi dengan terobosan-terobosan Saudara berdasarkan pengalaman,” ujarnya.
Wayan mempertanyakan motivasi Heru untuk maju menjadi hakim agung meski saat ini telah menduduki jabatan strategis sebagai panitera.
“Sejujurnya, motivasi apa yang melatarbelakangi Saudara kok sudah jadi Panitera kok sekarang ingin jadi Hakim Agung? Saudara yakin enggak jadi Hakim Agung itu baik buat diri sendiri, buat keluarga, dan buat masyarakat bangsa dan negara?” tegasnya.
Uji kelayakan ini diikuti 13 calon hakim agung dan 3 calon hakim ad hoc HAM yang sebelumnya lolos seleksi di Komisi Yudisial (KY).
Mereka telah melalui tahapan administrasi, uji kualitas, studi kasus hukum dan kode etik, hingga pemeriksaan kesehatan. Seleksi digelar untuk mengisi 17 kursi hakim agung yang kosong, sesuai permintaan Mahkamah Agung pada Februari 2025. * (wulandari)