Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

2020, Sumut Masih Bisa Realisasikan Investasi Senilai Rp32,23 Triliun

Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut, Mimi Rangkuti. suaratani.com - ant 

SuaraTani.com–Medan| Provinsi Sumatera Utara (Sumut)  tahun 2020 masih mampu mencatatkan nilai investasi hingga Rp32,23 triliun, meski 9 bulan diantaranya dilalui dalam masa pandemi. Capaian ini bahkan lebih tinggi dari tahun 2019, dimana nilai investasi tercatat sebesar Rp25,44 triliun. 

Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut, Mimi Rangkuti mengatakan, dari total nilai investasi yang masuk tersebut, sebanyak Rp18,19 triliun atau 56% merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

“Sementara sisanya sebesar Rp14,04 triliun atau 44% itu berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA),” ujar Mimi Rangkuti lewat pesan singkat, Sabtu (6/2/2021).

Dijelaskannya, untuk PMDN,  banyak masuk ke Sumut di triwulan II dengan nilai berkisar  Rp5,8 triliun, sedangkan yang terendah tercatat di triwulan III. Sementara untuk PMA, terbanyak masuk di triwulan I yakni sebesar Rp5,2 triliun, dan yang terendah di triwulan IV sebesar Rp1,7 triliun. 

“Hanya saja, jika dilihat dari sektor usaha, baik PMDN maupun PMA itu, investasinya dibidang industri makanan, konstruksi, gudang, telekomunikasi. Termasuk juga sektor perkebunan,” jelasnya. 

Jika dilihat berdasarkan wilayah kata Mimi,  PMA paling banyak diserap Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dengan nilai Rp6.017.572.000.000, disusul Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dengan nilai Rp3.126.537.000.000, kemudian Deliserdang sebesar Rp1.602.546.000.000.

Sementara  untuk PMDN, realisasi terbesar itu ada di Kota Medan yang mencapai Rp4.127.638.000.000, disusul Tebingtinggi sebesar Rp3.180.732.000.000, dan Deliserdang sebesar Rp1.726.633.000.000.

“Dan wilayah yang  terendah realisasinya untuk PMA itu adalah Kota Tebingtinggi dan Sibolga. Sementara untuk PMDN, yang terendah realisasinya itu Humbanghasundutan dan Sibolga,” tuturnya. 

Jika dilihat berdasarkan negara yang paling banyak menanamkan investasinya di Sumut, tercatat berasal dari Singapura, Hongkong dan Malaysia. * (ika)