Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konsumsi Masyarakat Meningkat, Bukti Perekonomian Sumut Tetap Tumbuh

Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Sumut kegiatan Bincang Bareng Media yang digelar secara hybrid, Selasa (26/7/2022).suaratani.com-ist 

SuaraTani.com – Medan| Berbagai indikator ekonomi terkini di Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang tetap tumbuh. Pulihnya ekonomi di Sumut tercermin pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang dapat mendorong konsumsi. 

Peningkatan konsumsi masyarakat menurut Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Sumut, Ibrahim, juga terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. Hasil liaison (BI) juga mengkonfirmasi akan adanya peningkatan permintaan domestik dan juga ekspor di tengah kenaikan biaya bahan baku serta energi dampak krisis global yang terus berlanjut.

“Ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan, mulai dari survei konsumen, survei pedagang eceran, google mobility index, perkembangan harga komoditas, dan hasil survei liason BI,” ujar Ibrahim, dalam kegiatan Bincang Bareng Media yang digelar secara hybrid, Selasa (26/7/2022).

Ibrahim mengatakan, sejalan dengan tren pemulihan ekonomi, kinerja kredit terus meningkat disertai dengan pertumbuhan DPK yang sedikit menurun sehingga intermediasi perbankan naik dari 80,5% menjadi 85,0%. 

Penyaluran kredit perbankan secara tahunan tercatat meningkat dari 5,4%(yoy) pada triwulan I-2022 menjadi 9,8% (yoy) pada triwulan II-2022. Kredit korporasi secara tahunan juga meningkat dari 4,3% (yoy) menjadi 7,7% (yoy), didorong oleh peningkatan pada Kredit Investasi yang mengindikasikan optimiseme para pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi ke depan. 

Indikasi terus pulihnya dunia usaha juga tercermin dari peningkatan kredit di sektor UMKM. Kredit rumah tangga juga mengalami akselerasi, khususnya untuk KKB, dan mengindikasikan meningkatnya konsumsi masyarakat. 

“Di sisi lain, KPR mengalami perlambatan dan mengindikasikan masyarakat masih cenderung wait and see terhadap kondisi perekonomian domestik dan global untuk melakukan konsumsi yang bersifat jangka panjang,” kata Ibrahim. 

Disebutkannya, risiko kredit perbankan membaik, tercermin dari penurunan Loan at Risk/LaR dari triwulan I 2022 sebesar 17,9% menjadi 16,4% pada triwulan II 2022.

Penurunan LaR didorong oleh membaiknya risiko pada seluruh jenis kredit baik kredit modal kerja, kredit investasi maupun kredit konsumsi. Di sisi lain, upaya perbaikan kualitas kredit pada debitur terdampak Covid-19 melalui restrukturisasi kredit tercatat telah melewati puncaknya dan berangsur melambat. 

“Dan OJK juga  telah memperpanjang masa kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit perbankan hingga Maret 2023 untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi,” sebutnya. 

Dengan keadaan ini, lanjut Ibrahim, Pperekonomian Sumut tahun 2022 diprakirakan tetap tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan kisaran 3,5-4,3%. Konflik geopolitik yang berkepanjangan dan mengganggu rantai pasok global serta perkembangan ekonomi global yang diwarnai peningkatan inflasi menjadi hal yang perlu diwaspadai. 

“Namun demikian, kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat. Tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” pungkasnya. *(ika)