SuaraTani.com - Sergai| Serangan hama pada tanaman padi menjadi ancaman bagi para petani di tanah air termasuk di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Serangan itu selalu muncul setiap kegiatan pertanaman dimulai. Tingkat serangannya pun bermacam-macam, mulai serangan ringan, serangan sedang, berat hingga puso yang menyebabkan petani gagal panen.
Budi, seorang petani padi di Desa Melati II, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Sumut, mengaku hampir putus asa karena tanaman padinya hampir saja mengalami gagal panen akibat serangan wereng menyerang tanamannya di musim tanam Maret 2025.
"Banyak tanaman yang gosong, kering karena serangan hama wereng, tungro dan lainnya," kata Budi mengawali ceritanya, Sabtu (9/8/2025) di lokasi pertanaman padinya di Desa Melati II.
Dan, untuk mengatasinya ia selalu menggunakan pestisida serta obat-obatan kimia lainnya, namun hasilnya tidak terlalu siginifikan. Pertumbuhan tanaman sangat lambat.
"Saat itu tanaman padi saya sudah berusia sekitar 20 hari. Kemudian ada seorang PPL yang menawarkan kepada saya untuk memakai Fitofit. Tanpa pikir panjang lagi, bagaimana agar tanaman padi ini pulih kembali dan bisa panen, saya pun langsung mengaplikasikan Fitofit tadi," kata Budi.
Lima hari setelah aplikasi, kata Budi, tanaman mulai memunculkan anakan baru dan tanaman kembali menghijau setelah dua kali aplikasi Fitofit.
"Untuk aplikasi kata Budi, Fitofit cair yang digunakan hanya 50 CC untuk satu tangki atau 16 liter air," ujarnya.
Adapun hama yang menyerang tanaman padinya, menurut Budi, adalah hama penggerek batang, kepending, lembing dan wereng.
Saat ini, Budi hanya menggunakan Fitofit saja untuk mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman padinya. Sementara untuk pemupukan, ia menggunakan pupuk Urea, Phonska dan Za.
Ia mengaku, Fitofit yang digunakannya mampu mengatasi serangan blast, tungro, sundep dan lainnya serta mampu memperbaiki kerusakan tanaman padi,
Bunga, seorang petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) di Desa Melati II mengatakan, serangan hama yang menyerang tanaman padi di Desa Melati II bermacam-macam ada sundep, walang sangit, lembing dan di sebagian tempat ada wereng batang coklat (WBC).
Menurut Bunga, pertanaman padi yang berlangsung di Desa Melayi II berada di luar musim. Biasanya, di periode Januari-Maret petani menanam hortikultura atau palawija.
"Namun, kali ini saya mencoba IP 300 atau indeks pertanaman tiga kali tanam padi dengan risiko adalah hama akan banyak. Karena di sekitar kita ini tidak ada melakukan pertanaman padi," ujarnya.
"Saya juga melihat bagaimana tanaman pak Budi gosong, kering dan hampir tidak ada harapan untuk hidup. Kebetulan saya ada ketemu dengan fitofit dan mendapat sample satu botol, maka saya pun bersama pak Budi berjuang untuk menyelamatkan tanaman padinya," sambung Bunga.
Dan, setelah dua kali aplikasi Fitofit, lanjut Bunga, tanaman padinya kembali normal dan sudah dipanen awal Juni 2025 lalu.
"Memang, Fitofit itu saya gunakan pada tanaman yang sangat-sangat rusak, yang tidak bisa diharapkan lagi untuk hidup. Puji Tuhan, tanaman pak Budi bisa selamat dan bisa dipanen," kata Bunga. * (junita sianturi)