Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Stok Mulai Melimpah, Harga Cabai di Petani Turun

Harga cabai merah di tingkat petani di Kabupaten Karo turun tajam.  Saat ini dijual dikisaran Rp20 ribu  per kilogram (kg), sementara cabai rawit  Rp35 ribuan per kg. suaratani.com - dok

SuaraTani.com - Medan| Harga cabai di tingkat petani di wilayah Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) turun tajam pada hari ini, Senin (25/1/2021). Tren penurunan harga sudah terlihat sejak permintaan pada Minggu sore kemarin.

Dimana harga di tingkat petani untuk cabai merah dikisaran Rp20 ribu  per kilogram (kg), sementara cabai rawit  Rp35 ribuan per kg. 

Jika memperkirakan berapa harga di tingkat pedagang pengecer,  nantinya akan berpeluang terbentuk harga cabai merah dikisaran Rp30 ribu  hingga Rp35 ribuan per kg, dan cabai rawit dikisaran Rp45 ribu hingga Rp50 ribu per kg.

"Jadi memang trennya itu tengah mengalami penurunan. Dan saya sangat yakin kalau harga di tingkat pedagang pengecer nantinya akan turun, meskipun membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari ke depan sehingga harga di tingkat pedagang pengecer tidak berbeda terlalu jauh," ujar Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumut, Gunawan Benjamin di Medan, Senin (25/1/2021). 

Dari hasil pengamatan di lapangan kata Gunawan, terjadi limpahan stok cabai dari sejumlah daerah yang memicu terjadi penurunan harga. 

“Temuan salah satu sampel kita di lapangan, Kecamatan Kuta Buluh,  Karo saat ini mampu memasok cabai dalam kisaran  lima ton per satu kali panen. Padahal sebelumnya berada dalam rentang 1,5 hingga 2,5 ton per sekali panen,” jelasnya.

Temuan yang lainnya, lanjut Gunawan, pasokan juga bertambah banyak dari sejumlah daerah seperti Takengon Aceh, maupun Sidikalang (Dairi). Dan dari temuan di pasar tradisional, cabai dari wilayah Indrapura juga masuk ke Medan yang menambah jumlah pasokan cabai, sehingga harga cabai mengalami penurunan yang cukup besar pada perdagangan hari ini.

Dikatakannya, banyak tanaman cabai yang mulai memasuki panen pertamanya. Ini tentunya kabar baik, karena tanaman cabai baru ini akan membuat ekspektasi ketersediaan stok bisa bertahan lama. Dengan begitu, harga cabai bisa lebih bersahabat. 

“Kita bisa lepas dari kekuatiran pemberlakukan PPKM yang bisa saja membuat rantai distribusi tersendat,” terangnya. 

Secara keseluruhan ketersediaan stok yang mampu dipenuhi dari wilayah sendiri (Sumut), ini akan sangat baik dalam proses pengendalian harga di masa yang akan datang. 

"Artinya kita berharap cabai bisa kembali ke harga yang ideal, dan laju tekanan inflasi bisa dikendalikan lebih baik dibandingkan  bulan-bulan sebelumnya," tutupnya. * (ika)