Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Januari, Harga GKG Petani Sumut Turun 6,23%

Seorang petani berjalan di pematang sawah. BPS)  Sumut mencatat, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani pada  Januari 2021 mengalami penurunan berkisar 6,23% dari Rp5.713 per  kg pada Desember 2020. suaratani.com - dok 
 

SuaraTani.com-Medan| Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) mencatat, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani pada  Januari 2021 mengalami penurunan berkisar 6,23% dari Rp5.713 per kilogram (kg) pada Desember 2020 menjadi Rp5.357 per kg pada Januari 2021. 

Sementara untuk gabah kering panen (GKP) mengalami penurunan 1,81% dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp4. 688 per kg menjadi Rp4.603 per kg. Sementara rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan juga mengalami penurunan,  sebesar 6,28% dari Rp5.808 per kg pada Desember 2020 menjadi Rp5.443 per kg pada Januari 2021. 

“Selain itu kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) juga mengalami penurunan 1,63 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp4.741 per kg menjadi Rp4.664 per kg,” ujar Kepala BPS  Sumut Syech Suhaimi di Medan, Senin (8/2/2021).

Syech Suhaimi mengatakan, di tingkat petani, harga tertinggi senilai Rp6.300 per kg yang berasal dari gabah kualitas GKG varietas IR di Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.200 per kg yang berasal dari gabah kualitas rendah varietas Inpari 32 dan Ciherang di Kabupaten Batu Bara dan gabah kualitas GKP varietas lokal di Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

“Sedangkan di tingkat penggilingan, harga tertinggi senilai Rp6.363 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas IR di Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.250 per kg berasal dari gabah kualitas rendah varietas Inpari 32 dan Ciherang di Kabupaten Batu Bara dan gabah kualitas GKP varietas lokal di Kabupaten Mandailing Natal,” sebutnya. 

Survei harga produsen gabah yang dilakukan BPS Provinsi Sumut pada Januari 2021 berhasil mencatat 91 observasi transaksi penjualan gabah di 13 kabupaten terpilih. 

Dari sejumlah observasi yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi transaksi penjualan gabah terbanyak didominasi oleh  GKG sebanyak 47 observasi (51,65%), diikuti  GKP sebanyak 31 observasi (34,07%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 13 observasi (14,29%).

Pada Januari 2021, pengumpulan hasil observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dicatat di Sumut, terbanyak berasal dari Kabupaten Simalungun  sebanyak 18 observasi (19,78%),  Deliserdang, Mandailing Natal, Toba Samosir masing-masing sebanyak 10 observasi (10,99%), Kabupaten Batu Bara  9 observasi (9,89%).

Kabupaten Serdang Bedagai  8 Observasi (8,79%), dan selebihnya sebanyak 26,37% tersebar di 7 kabupaten sampel (Labuhanbatu Utara, Langkat, Tapanuli Selatan, Asahan, Padang Lawas Utara, Tapanuli Utara, dan Labuhanbatu). * (ika)