Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kawal Produksi Padi, Kementan Lakukan Pengendalian WBC

Balai Besar Peramalan Organisme Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari melakukan pengendalian hama Wereng Batang Coklat (WBC) di tiga desa, yakni Desa Ciptasari, Cinta Asih dan Mulangsari di Kabupaten Karawang. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Karawang| Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Peramalan Organisme Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari melakukan pengendalian hama Wereng Batang Coklat (WBC) di tiga desa, yakni Desa Ciptasari, Cinta Asih dan Mulangsari di Kabupaten Karawang. 

Pengendalian tersebut melibatkan Dinas Pertanian seperti Petugas Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT), Petugas Penyuluh Lapang (PPL), Polri (Babinkamtibmas) dan kelompok tani.

Kepala Balai Besar POPT, Enie Tauruslina Amarullah mengatakan mengantisipasi hal yang sama di daerah lain, BBPOPT membentuk tim pengamanan produksi padi.

“Tahun 2021 ini kita membentuk tim pengamanan produksi padi,” tutur Enie, dalam keterangan pers Humas Kementan, Jumat (5/2/2021). 

Tugas utama tim, kata dia,  berkoordinasi dengan para pihak (pemda, kelompok tani, Polri/TNI) terkait dan menyelesaikan permasalahan serangan baik hama maupun penyakit yang dapat mengganggu produksi padi.

Enie juga menjelaskan, wilayah kerja tim mencakup 30 kabupaten sentra padi, untuk Jawa Barat ada di 6 kabupaten yang sudah memulai seperti Bogor, Karawang, Bekasi, Subang, Indramayu dan Cirebon.

"Seluruh pihak terutama petugas POPT dan petani dapat melakukan pengamatan rutin sehingga jika ada serangan dapat segera diatasi dan tidak meluas," jelasnya.

Selain melakukan pengendalian, BBPOPT juga membentuk tim dalam penanganan produksi padi guna mengantisipasi permasalahan yang sama terjadi di daerah lain. 

“Tim akan diberikan bimbingan teknis (bimtek). Ini untuk daerah yang masih dianggap rawan serangan seperti Desa Pancabaya dan Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru,” terangnya.

Petugas POPT BBPOPT, Surono yang ditemui di lapangan mengatakan, pengendalian WBC ini dilakukan sebagai respon cepat bertujuan untuk mencegah meluasnya serangan yang bisa menyebabkan gagal panen (puso). 

“Alhamdulilah pengendalian yang dilakukan lancar, semua berkat laporan dan pengamatan dari petani dan petugas POPT,” ujar Surono. 

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengapresiasi dengan pembentukan tim pengamanan produksi di daerah sentra padi. 

“Sesuai arahan bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), kami akan mengawal terus produksi padi sesuai target produksi untuk kebutuhan pangan selama pandemik ini,” jelasnya. 

Suwandi berharap, dukungan semua pihak terutama petani dan petugas POPT untuk rutin melakukan pengamatan di lapangan. 

“Dengan pengamatan rutin serangan hama atau penyakit dapat diatasi secara cepat dan tepat dan yang terpenting petani tidak mengalami gagal panen,” tutupnya.* (putri)