Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komoditas yang Laris, Petani Medan Diajak Tanam Porang Sistem Wanatani

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil (tengah) bersama petani melakukan penanaman porang dengan sistem wanatani, di Desa Leci,  Kecamatan Medan Tuntungan, Sumut. suaratani.com - ist 

SuaraTani.com – Belawan| Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, selaku koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian mengajak petani di Desa Leci,  Kecamatan Medan Tuntungan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk membudidayakan porang dengan sistem wanatani atau agroforestry.

Hal itu dikatakan Ali Jamil  saat melakukan kunjungan kerja monitoring Kostratani di Sumut.

Penanaman porang (Amorphophallus oncophyllus)  dengan sistem wanatani atau memanfaatkan lahan kosong pada kebun hutan secara maksimal agar memberikan manfaat kelestarian lingkungan dan produksi kebutuhan pangan ini baru pertama kalinya dilakukan di Medan.

“Saya senang dapat mengajak petani untuk menanam porang di hutan kayu mahoni. Semoga bisa memberi manfaat, terlebih porang kini menjadi salah satu komoditas yang laris di pasar ekspor,” kata Jamil melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/2/2021).

Jamil menyebutkan, sejalan dengan tugas yang diberikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam mengawal Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks), pihaknya terus melakukan sinergistas dengan berbagai pihak, termasuk dengan kelompok tani di Desa Leci.  

Selain itu, lanjut Jamil, penanaman dengan sistem wanatani juga menyesuaikan habitat awal komoditas porang  yang tumbuh di hutan. Dan kini, dengan kandungan berupa glukomanan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar obat dan kosmetika di luar negeri membuat porang  makin dicari.

Penanaman perdana porang tersebut juga turut dihadiri Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto, Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Hasrul, Kepala Dinas Pertanian Sumut, Dahler Lubis, beserta tim Desa Gratieks  Karantina Pertanian Belawan.

Sebelumnya, Felix pemilik lahan kebun hutan mengapresiasi ajakan untuk menanam porang. 

“Awalnya saya adalah eksportir binaan Karantina Pertanian Belawan. Kemudian mendapat informasi terkait porang yang laris di pasar ekspor. Karenanya, saya menyambut baik ajakan ini, terlebih dengan sistem wanatani. Tahap awal dua hektare dan akan terus berlanjut pada tahap berikutnya, semoga bisa memberi manfaat nyata bagi warga desa,” jelasnya.

Jamil pada kesempatan yang sama juga memberikan bimbingan teknis terkait cara budidaya porang yang benar, guna menghasilkan umbi dan bulbil/katak porang. Jamil juga  menyampaikan bahwa budidaya pembibitan porang kedepannya akan dilakukan dengan kultur jaringan, ini sebagai bukti serius pemerintah terhadap budidaya porang.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto, menyampaikan informasi dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Belawan bahwa kinerja ekspor porang asal Sumut selama tahun 2020 sebanyak 1.832 ton dengan nilai Rp15,5 miliar.  

“Harapannya dengan inisiasi penanaman porang dengan sistem wanatani dapat menambah produktivitasnya sekaligus meningkatkan kinerja ekspornya, baik jumlah tonase maupun jumlah negara tujuan,” jelasnya.

Data ini, lanjut Andi, menunjukkan bahwa porang dapat menjadi ‘iconic ekspor” baru sekaligus dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi petani, khususnya di Sumut. * (junita sianturi)