Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menteri Trenggono Berpesan Pelaku Usaha Perikanan Jaga Kualitas dan Tingkatkan Inovasi

Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi stan frozen food milik CV Samara Food, salah satu UPI di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (3/6/2021). suaratani.com-ist 


SuaraTani.com – Payakumbuh| Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong unit pengolahan ikan (UPI) untuk jeli membaca pasar dan melakukan inovasi-inovasi agar produk yang dihasilkan berkualitas sehingga laris di pasaran. Usaha perikanan berperan besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di tengah masyarakat.

Sebagai bentuk dukungan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi stan frozen food milik CV Samara Food, salah satu UPI di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Dia melihat langsung produk-produk yang dihasilkan oleh usaha perikanan berskala UMKM tersebut.

Menariknya, usaha produk olahan ikan ini dijalankan oleh para milenial. Terdiri dari 17 tenaga kerja berumur 20 sampai 29 tahun.

"Ini bagus sekali, pertahankan kualitasnya ya dan terus berinovasi," ujar Menteri Trenggono saat mendengar penjelasan pemilik usaha, Kamis (3/6/2021).

Unit Pengolahan Ikan (UPI) Samara Food mampu memproduksi tuna fillet sebanyak 700-800 kilogram per bulan menjadi frozen food seperti nugget, bakso, siomay. 

Dengan tenaga kerja sekitar 17 orang, omzet yang didapat pun terbilang tinggi di rentang Rp70 juta hingga Rp120 juta per bulan dengan pangsa pasar wilayah Sumatera Barat, Riau, Batam dan Jambi.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti yang ikut serta dalam kunjungan tersebut, mengatakan akan membantu promosi produk yang dihasilkan oleh UPI Samara. 

KKP memiliki wadah promosi Pasar Laut Indonesia yang ada di bandara dan rest area, sebagai etalase produk olahan ikan di Indonesia.

"Ini bagus sekali, inikan milenial ya. Ide-idenya, semangatnya bagus banget. Ini kita akan bantu lagi promosinya. Kita lagi ada pameran yang di bandara. Kita minta dia bergabung, mudah-mudahan lebih luas lagi pasarnya," ungkap Artati.

Sementara itu, Rahmi, pemimpin usaha mengatakan, inovasi serta jeli membaca keinginan dan peluang pasar memang menjadi kunci usaha yang dibangunnya sejak tujuh tahun lalu, bisa bertahan hingga kini, bahkan saat masa pandemi.

"Dulu awalnya produk kami banyak, ada sekitar tujuh produk. Tapi setelah berjalan dan berdasarkan permintaan pasar yang kami catat dan amati, sekarang kami fokus memproduksi bakso tuna, siomay tuna, nungget tuna, nugget wartel tuna," ungkap Rahmi.

Disamping itu, Rahmi juga aktif mengikuti program-program pengembangan UMKM yang digagas pemda maupun pemerintah pusat. Usaha Rahmi kini tercatat sebagai UPI binaan Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) yang merupakan unit kerja eselon 1 KKP. 

Untuk menjaga kualitas produk, Rahmi menaruh komposisi 80% daging tuna dan proses pembuatannya pun tanpa menggunakan bahan pengawet makanan. Karena kualitas dan rasa yang terjaga, frozen food produksi usaha Rahmi kini masuk pasar retail.

Alasan Rahmi memilih tuna menjadi bahan bakunya, sebab komoditas tersebut mudah diperoleh dan rasanya sangat enak. Daging tuna dapat dibeli dari pabrik pengolahan yang ada di Kota Padang maupun dari nelayan langsung.

"Tapi ke depan kami sedang rencanakan untuk menambah bahan baku dari ikan lain, seperti mahi-mahi dan udang. Udang nantinya dibuat menjadi dimsum. Sasaran pasarnya pun mau kami luaskan, ke pelaku usaha kuliner langsung bukan hanya retail," pungkasnya.

Dalam kunjungan kerja di Sumatera Barat sejak kemarin, Menteri Trenggono juga menemui para nelayan, pembudidaya, serta kawasan konservasi. Menteri Trenggono ingin menyerap langsung aspirasi masyarakat kelautan dan perikanan yang ada di provinsi Ranah Minang. *(putri)