Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Edy Rahmayadi Spontan Turunkan Harga Sejumlah Komoditi Pangan di Pasar Mitra Tani

 

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi membuat harga baru minyak kemasan merek KUnci Mas menjadi Rp30.000 yang tadinya dijual seharga Rp38.000 per dua liter pada kegiatan Pasar Mitra Tani  yang digelar di Lapangan Sepak Bola Sejati, Jalan Jenderal AH Nasution, Medan, Sabtu (30/4/2022). suaratani.com  junita sianturi.

SuaraTani.com-Medan| Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi menurunkan sejumlah harga kebutuhan bahan pokok pada kegiatan Pasar Mitra Tani yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan), dalam hal ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), Sabtu (30/4/2022).di Lapangan Sepak Bola Sejati, Jalan Jenderal AH Nasution, Medan.

Padahal harga bahan pokok yang ditawakan di sejumlah stan yang mengisi kegiatan Pasar Mitra Tani sudah di awah harga pasar. Seperti minyak goreng kemasan dengan merek Kunci Mas yang semula dijual seharga Rp38.000 per dua liter menjadi Rp30.000. 

Begitu juga dengan minyak kemasan merek Permata yang diprodusi Permata Hijau Grup, harga menjadi Rp30.000 per dua liter. Penurunan harga yang sama juga terjadi pada beras premium, yang tadinya dijual Rp100.000 per sak ukuran 10 kg menjadi Rp95.000 per sak dan beras yang ukuran 5 kg dijual seharga Rp45.000 per sak. Sementara minyak merek Salvalco Rp36. 000 per dua liter.

Spontan saja masyarakat yang sudah memadati area tersebut memburu stan minyak goreng kemasan. Dalam waktu sekejap minyak goreng habis diborong  masyarakat. Apalagi para penjaga stan tidak membatasi pembelian konsumen.

Begitu juga dengan beras dan komoditi lainnya seperti gula pasir dari Rp14.000 menjadi Rp12.500 per kilogram (kg). Daging kerbau beku impor Rp80.000 per kg, cabai merah Rp25.000 per kg, tomat Rp10.000 per kg, bawang putih Rp20.000 per kg, telur Rp37.500 per papan atau 30 butir dan bahan pangan lainnya dijual dengan harga di bawah pasar.

Menurut Gubernur Edy Rahmayadi yang membuka kegiatan Pasar Mitra Tani tersebut, penurunan harga komoditi pangan yang spontan dilakukannya untuk membantu masyarakat terutama yang mau merayakan Idulfitri 1443 H. 

Untuk Sumut, kata Edy Rahmayadi, harga masih terkendali dan stok barangnya juga cukup untuk dua hingga tiga bulan ke depan. Artinya, ketersediaan bahan pokok di Sumut aman. 

“Namun, untuk harga itu yang perlu kita jaga dan kita kendalikan bagaimana agar hargany tetap stabil,” jelas Edy.

Gubernur juga mengatakan, kegiatan Pasar Mitra Tani ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah di tengah masyarakat dalam mendekati Hari Raya, yang mana tingkat kebutuhan masyarakat sangat tinggi. 

“Banyak masyarakat yang sulit menjangkau harga pangan. Makanya tadi saya minta tolong kepada distributor pangan yang terlibat dalam kegiatan Pasar Mitra Tani ini untuk memberikan harga murah,” ucap Gubernur Edy.

Menurut Gubernur, biarlah mereka (distributor pangan)  rugi sekali setahun, tapi selebihnya mereka untung. 

Dalam kesempatan itu, Edy Rahmayadi juga menanggapi turunnya harga tandah buah segar (TBS) kelapa sawit  di Sumut, yang mencapai Rp1.800 per kg. Menurutnya, akan dievaluasi kembali. Namun, pada tanggal 3 Mei 2022 akan ada rapat pembahasan tentang kelapa sawit. 

Tessa, seorang masyarakat yang turut “memburu” minyak goreng dan kebutuhan pangan lainnya mengatakan, dirinya lebih memfokuskan pembelian beras, minyak goreng dan gula.

“Beras dan minyak goreng yang banyak kita beli, karena memang harganya di pasar sangat mahal. Dengan adanya Pasar Mitra Tani ini, masyarakat sangat terbantu. Apalagi pak Gubernur tadi spontan menurunkan harga minyak gorengnya menjadi Rp30,000 per dua liter, berasnya juga makin senanglah masyarakat, harganya sangat murah,” kata Tessa.

Turut mendampingi Gubernur Edy Rahmayadi, Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil, Walikota Medan, Bobby Nasution, Pangdam IBB, Wakapolda Sumut, Kepala Karantina Pertanian Medan, Lenny Hartati Harahap, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Bahruddin Siregar, dan sejumlah OPD di lingkungan Pemprovsu. 

Adapun stanstan yang ada dalam kegiatan tersebut diisi oleh stakeholder, petani, dan kemeneterianlembaga terkait seperti Karantina Pertanian Medan, Karantina Pertanaian Belawan, Stasiun Karantina Pertanian Tanjungbalai Asahan, Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Balitbangtan Sumut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut. * (junita sianturi)