Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hingga 25 April, Realisasi Serapan Pupuk Urea Subsidi di Sumut 26,64%

Proses penataan pupuk subsidi di gudang Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Hingga 25 April 2022, realisasi penyaluran pupuk subsidi di Sumut rata-rata masih di bawah 20% kecuali urea mencapai 26,64%. suaratani.com - dok

SuaraTani.com – Medan| Sampai dengan 25 April 2022, penyaluran pupuk subsidi di tingkat petani Provinsi Sumatera Utara (Sumut) rata-rata masih di bawah 20% kecuali pupuk urea sudah mencapai 26,64% dari alokasi setahun.

Berdasarkan data penyaluran yang diperoleh SuaraTani.com dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, realisasi penyaluran pupuk urea sampai dengan 25 April 2022 sebanyak 55.467,35 ton atau berkisar 26,64% dari alokasi kebutuhan sesuai SK Gubernur Sumut No 188.44/102/KPTS/2022, Setahun sebanyak 156.156 ton.

Kemudian pupuk SP-36 yang terealisasi masih berkisar 7.713,8 ton atau 17,03% dari alokasi sebesar 37.157 ton. ZA sebanyak 8.515,45 ton atau 0,62% dari alokasi sebesar 49.893 ton.

Selanjutnya, pupuk subsidi jenis NPK yang sudah terealisasi sebanyak 37.531,85 ton atau berkisar 3,47% dari alokasi setahun sebesar 109.243 ton. Sedangkan untuk pupuk organik subsidi masih berkisar 5.339,56 ton atau 5,70% dari alokasi setahunsebesar 30.201 ton.

“Kalau dilihat dari realisasi per bulan, mulai dari Januari sampai 25 April 2022, serapan paling tinggi itu ada di  Februari dan Maret kecuali pupuk organik,” kata Kepala Bidang PSP Dinas TPH Sumut, Jonni Akim Purba, Selasa (3/5/2022).

Untuk urea misalnya, kata Akim, realisasi urea di bulan Februari dan Maret masing-masing sebanyak 21.266,30 ton dan 17.055,50 ton. Untuk SP-36 masing-masing 2.605,60 ton (Februari) dan 3.381,60 ton (Maret). Untuk ZA sebanyak 2.435,20 ton (Februari) dan 3.818,75 ton (Maret). Untuk NPK lanjut Akim, sebanyak 14.072,20 ton (Februari) dan 11.873,75 (Maret). 

Tingginya serapan urea ini menurut Akim, karena urea merupakan pupuk dasar yang digunakan petani untuk tanaman pangannya. Sedangkan pupuk ZA yang serapannya tergolong rendah, dikarenakan pupuk ZA tidak lagi diperuntukan bagi tanaman pangan tapi hanya untuk tanaman hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan.

“Sedangkan untuk organik serapan tertinggi ada di bulan Januari dan Maret masing-masing sebanyak 1.722,48 ton dan 1.581,68 ton. Ini dikarenakan, pemupukan pupuk organik diberikan saat pengolahan lahan atau sebelum petani menanam,” jelas Akim.

Sedangkan kebutuhan pupuk lainnya, menurut Akim, diberikan setelah tanaman ditanam. Makanya, serapan semua pupuk subsidi kecuali pupuk organik, tinggi di bulan Februari dan Maret. 

“Februari dan Maret petani Sumut rata-rata sudah melakukan penanaman. Tapi, sebenarnya tiap bulan ada penanaman dan tiap bulan juga ada panen. Karena tiap-tiap daerah berbeda jadwal tanamnya. Dan, jadwal atau kalender tanam kita adalah Asep (April-September) untuk musim tanam I dan Okmart (Oktober-Maret) untuk musim tanam II,” terang Akim.

Namun, untuk sekarang ini, kata Akim, asal sudah panen, petani diimbau untuk langsung tanam mengejar indeks pertanaman tiga atau empat kali setahun (IP300 dan IP 400).

“Jadi, diusahakan bertanam sepanjang tahun,” kata Akim lagi. * (junita sianturi)