Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Data Tak Sesuai, Jadi Alasan Kendaraan Tak Lolos Verifikasi Subsidi Tepat BBM

Kendaraan mengantri di salah satu SPBU di Kota Medan, Rabu (9/11/2022).suaratani.com-ika

SuaraTani.com – Medan| Satu hari menjelang akhir bulan Agustus 2022, mendekati waktu pendaftaran subsidi tepat BBM dibuka untuk Kota Medan. 

Telepon genggam yang terletak di meja bergetar. Tampak di layar nama Mega Sihombing, seorang jurnalis senior di Kota Medan.

Ia menelepon untuk mencari tahu tata cara mendaftarkan kendaraan agar bisa mendapatkan BBM bersubsidi. 

Ketidakpahaman mendaftar lewat website membuatnya ingin mendapatkan informasi apakah ada disediakan pendaftaran secara langsung. 

Perempuan yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu radio swasta ini menyakini ia masih layak menggunakan BBM bersubsidi. 

“Kalau gak pakai yang subsidi, mana sanggup aku Lek. Lagian mobil aku kan juga bukan keluaran tahun tinggi,” katanya pada saat itu.

Percakapan berakhir setelah informasi yang dibutuhkan diperoleh. 

Dua bulan berselang, percakapan tentang subsidi tepat kembali mencuat. Kali ini inisiatif datang dari saya yang ingin tahu apakah proses pendaftaran yang dilakukannya itu berhasil.

Sambil tertawa, Mega bercerita jika kendaraannya tidak lolos verifikasi, sehingga ditolak. Alasan penolakan dikarenakan data yang ia masukkan tidak sesuai. 

“Gak pas nomor STNK yang diunggah,” jawabnya menerangkan. 

Nasib serupa juga dialami Arif Hasibuan, mahasiswa program magister Universitas Sumatera Utara. Kendaraan yang ia daftarkan lewat website subsiditepat.mypertamina.id juga tidak lolos verifikasi.

Sama seperti halnya Mega, penolakan dikarenakan ketidaksesuaian data yang dimasukkan.

“Jadi nama di KTP dan BPKB berbeda, karena mobilnya mobil bekas,” katanya. 

Arif sendiri tidak ambil pusing dengan penolakan tersebut, mengingat sejauh ini ia belum mengalami kesulitan mengisi BBM.

“Masih aman pas isi BBM, jadi yah belum aku coba daftar lagi,” sebutnya. 

Data yang diberikan PT Pertamina Patra Niaga area Sumbagut menyebutkan jika sejak pendaftaran dibuka di wilayah Sumatera Utara, jumlah kendaraan yang sudah mendaftar sebanyak 89.491 unit, dengan yang sudah berhasil diverifikasi sebanyak  89.394 unit, dan 97 unit lainnya masih belum diverifikasi. 

Terdiri dari 55.250 unit kendaraan teregister menggunakan Pertalite dan 34.241 teregister menggunakan Biosolar.

“Ini data pertanggal 1 November lalu,” ujar Section Head  Communication & Relation PT Pertamina Patra Niaga Area Sumbagut, Agustiawan, saat dihubungi Rabu (9/11/2022).

Dari jumlah unit kendaraan yang sudah diverifikasi itu kata Agus, ada 33.634 unit kendaraan yang ditolak dengan alasan karena dokumen tidak lengkap dan terdapat ketidaksesuaian antara dokumen dengan foto kendaraan.

“Dan ini sepertinya masih menjadi alasan utama mereka ditolak,” terangnya.

Diakui Agus, di masa pendaftaran yang berlangsung di bulan September, pola konsumsi BBM bersubsidi di wilayah Sumut terlihat mengalami perubahan. 

Saat masa pendaftaran berlangsung, konsumsi rerata harian Pertalite  tercatat sebanyak 4.475 KL, sementara untuk konsumsi Bio Solar 3.491 KL.

Sementara sebelumnya, konsumsi rerata harian di periode Januari hingga Agustus, tercatat sebesar 4.626 KL untuk Pertalite dan 3.406 KL untuk Bio Solar.

“Sehingga bisa kita bandingkan, jika konsumsi Pertalite turun meski tidak signifikan, sementara Biosolar justru naik,”  katanya. 

Agustiawan menyebutkan, penurunan konsumsi Pertalite di bulan September memang belum terlalu signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelum adanya pendaftaran kendaraan. 

Hal ini menurutnya disebabkan belum mulai diberlakukannya QR code saat pembelian BBM bersubsidi. 

Sehingga penurunan yang terjadi selama masa pendaftaran di bulan September itu dikarekan penerapan pencatatan nomor polisi kendaraan secara digital, sehingga dapat mengurangi pembelian secara berulang oleh oknum.

“Disamping pengetatan pelarangan pembelian dengan menggunakan jerigen,” sebutnya.

Agustiawan menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan  pemerintah terkait pemberlakuan pembelian Pertalite dan Biosolar dengan menggunakan QR Code. 

“Kita masih menunggu. Dan sambil menunggu, kita pastikan infrastruktur di SPBU memang sudah siap untuk digunakan,” pungkasnya*(ika)